16-Bunga Matahari

75 2 0
                                    

Jangan lupa vote and komen😊
Hope you'll enjoy

****



Siang ini, ketika Lea ingin memasuki gerbang kampus, ia di berhnti kan oleh pak satpam. Lalu bapak tua itu memberinya satu tangkai bunga mawar. Katanya tadi ada anak lelaki yang menitipkan nya untuk Lea.

"Ini neng, tadi bapak cuma di kasih amanat." Ujar pak satpam tadi.

"Iya pak, makasih ya. Lea ke kelas dulu." Balas Lea.

Gadis itu melihat bunga itu, ada satu kertas kecil tertempel di tangkainya.

"Hello Lea :)"

Itu tulisannya. Lea mengerutkan dahinya. Siapa yang hari gini masih memberinya bunga, mana dititipin ke pak satpam pula. Tidak ada kerjaan.

Tak mau berpikir lama, ia berjalan membawa bunga itu ke dalam kelasnya. Meletakkan di atas meja.

"Wiss, baru masuk kelas udah dapet bunga aja. Dari Elang ya?." Tanya Acha yang baru datang. Gadis itu langsung mendaratkan bokongnya di kursi dan menghadap Lea.

"Bukan. Gatau dari siapa." Jawab Lea seadanya.

"Lah, bisa bgtu. Gue kira dari Elang." Acha menyenderkan tubuhnya.

"Dari Elang-dari Elang. Dari pak satpam. Tadi kata bapaknya ada yang nitipin ini."

"Apaan bawa-bawa nama gue? Kangen ya Le?." Sahut Elang dari depan kelas. Ia bersama dengan lima temannya baru saja datang.

Acha dan Lea bersaman menengok, tak lupa dengan tatapan ilfilnya.

"Geer banget tolong." Cibir Acha.

"Wihh dari siapa tuh Le. Sweet banget dikasih bunga segala." Pancing Adnan ketika melihat setangkai bunga milik Lea di atas meja. Elang yang baru sadar juga ikut meneliti bunga itu.

Lea mengidikkan bahunya acuh, "Entah. Ngga penting." Jawab Lea santai.

"Ga mungkin dari Elang pasti." Timpal Abril memanas manasi.

"Cih, ngapain ngasih bunga, emang mau sesembahan apa. Gue mah ngasih nya nnti mahar. Ya ngga Le?." Elak Elang.

"Whoo, mainnya mahar. Ga kuatt!." Puji Dareen

Elang dengan sombong menyibakan rambutnya, "Iya lah. Cas cis cus langsung sah. Hahay." Lelaki itu malah baper sendiri.

"Sinting." Sinis Lea

Merasa tersindir, Elang merebut setangkai bunga itu. Lalu berjalan ke luar kelas dan membuangnya.

Ia kembali memasuki kelas dengan menggesekkan tangannya seperti membersihkan telapak tangan itu.
Lalu tersnyum bangga.

Lea yang bingung kemana perginya bunga itu akhirnya buka suara, "Bunganya lo apain?."

"Buang." Jawab Elang cuek.

Semua serempak mendelik. Tak kuasa dengan tingkah songong Elang.

"Rada rada. Itu orang udah ngasih, main lu buang aja kutil dugong." Sambar Adnan.

"Tau lu Lang. Hargai, dia tuh butuh perjuangan waktu ngasih." Timpal Abril.

"Ya walaupun nitip ke satpam sih ya. Hehe." Cetus Acha ikut bersuara.

"Nitip ke satpam? cih, cemen." Sindir Elang ketika mendengar perkataan Acha. Lalu diangguki oleh gadis itu.

"El, kenapa di buang bunganya?." Tnya Lea.

Elang berjalan ke kursinya, "Tar gue beliin yang baru, se tokonya kalo perlu."

"Dih, sombong. Gausah El, ga perlu repot-repot. Mending lo tabung aja uangnya." Ucap Lea dari kursinya tanpa menghadap Elang.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang