11-Perhatian

107 6 0
                                    

Jangan lupa vote and komen😊
Hope you'll enjoy

*****



Lea memakai gardigan panjangnya untuk menutupi memar di pergelangan tangannya. Celana kulot yang ia kenakan pagi ini juga lebih panjang dari biasanya.

Ada beberapa tanda biru di kakinya. Memar yang pas sekali berada di lutut dan betisnya itu membuat langkah nya sedikit tertatih.

Pagi ini Lea berangkat dengan Eloi. Penampilan Lea tentu tak luput dari pengelihatan Leo.

"Tumben pake gardigan gitu. Emang dingin?. " Tanya Leo

"Heem, dikit." Lea sok sok memeluk dirinya.

"Sakit?." Leo memanjangkan tangannya untuk menyentuh dahi adiknya itu.

Lea menepis nya, "Ngga, ngga papa. Ayo nanti aku telat." Ajak Lea sambil langsung naik ke jok belakang motor.

Leo itu panas-panas dingin. Dia memang terlihat cuek, Tapi percayalah kalau dia diam diam memperhatikan dengan teliti setiap sesuatu. Apalagi soal adiknya.

Ia juga tidak mau adik satu satunya ini kenapa-napa. Cukup kehilangan papahnya saja, kala itu. Ia tak ingin ada keluarga nya lagi yang pergi.

Sesampainya di kampus, Lea berlari--dengan langkah sedikit tertatih, memasuki gerbang setelah pamit ke Lea. Abangnya itu sedari tadi terfokus pada pergelangan kiri Lea. Dari pas berangkat, Lea terlihat selalu memegangnya, se akan menjaga agar tidak tersentuh.

"Ohayo minna!." Teriak Lea saat memasuki kelas.

"Morning Le."

"Hai Lea."

"Pagi cewe."

Beberapa anak kelas membalas sapaannya. Anak kelas sudah terbiasa dengan Lea yang kadang-kadang suka pake bahasa Jepang gitu.

Lea mendaratkan bokongnya di bangku. Menaruh tas di belakang kursi dan,

"Semalem kenapa ga jawab cht gue?."
Pertanyaan terlontar dari bibir Acha.

Yaampun masih pagi, semalem bang Leo, sekarang Acha, nanti siapa lagi? batin nya.

"Sorry, batre gua pas sampe rumah udah abis cha. Dan lo tau ga?-"
Perkataan Lea yang menggantung membuat Acha menaikkan alisnya.

Lea mendekatkan wajahnya, lalu pelan-pelan menceritakan perihal kejadian semalam yang ia alami.

Ia juga menunjukkan beberapa memar ditubuhnya. Melihat itu Acha terkejut. Matanya terbuka lebar saat Lea menunjukkan memar itu.

"Kenapa ga bilang si Le!. Kalo gini kan gue juga ngerasa bersalah. Ke UKK ayo!." Titah Acha, tangannya tak sengaja menyentuh memar itu.

"Shhh Cha, jangan dipegang. Tapi gapapa kok beneran deh. Udah diobatin juga dirumah."

"Bang Leo tau?." Tanya Acha lagi

Lea menggeleng kan kepalanya, "Elang?." Lea semakin menggeleng kuat.

Acha menghela napas beratnya. Lea tidak tau gimana paniknya Elang sampai ia jadi sasaran untuk ditanyai soal Sahabat nya itu, "Coba buka HP lo sekarang."

Mendapat suruhan itu, Lea menyalakan ponselnya yang dari semalam tak ia sentuh. Matanya melebar ketika banyak sekali notifikasi dari tiga kontaknya.

Elang👹

94 pesan belum terbaca

Le, Lo dimana?

Le?

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang