32-Bara dan Elang

69 2 0
                                    

Jangan lupa vote and komen😊
Hope you'll enjoy

******

Bara membawa Lea ke suatu pusat pembelanjaan, membuat Lea sempat bingung kenapa lelaki itu membawa nya kesana. Setelah memarkirkan mobil, Bara menyuruh Lea untuk turun, namun Lea menolak.

"Turun Lea." Titah Bara.

"Ngapain sih Bar? ngomong disini kan bisa." Tolak Lea kasar.

"Turun Le." Ulang Bara menekankan ucapannya.

Lea tak peduli, "Disini, ato gue keluar sekarang?." Ancam Lea.

Bara mendengus, lelaki itu menghadap Lea sekarang. Menatap wajah Lea lekat-lekat.

"Kamu ngga inget ini mall apa?." Tanya Bara memulai pembicaraan.

"Mall central, mall apa emang?." Jawab Lea acuh.

"Ini mall, kita kesini waktu pertama jalan Le. Kamu lupa?." Jelas Bara memberi kode.

Lea melirik sejenak, "Ohh iya inget. Terus kenapa?." Sahut Lea tak peduli.

"Le, kamu ngga kangen gitu sama masa-masa kita bareng?"  Cetus Bara. Lelaki itu masih setia menatap gadis itu hadapannya.

Sedangkan Lea, masih setia melihat ke arah depan. Tak peduli dngan Bara disamping nya.

"Kangen? untuk apa?  Seneng ngga, sakit hati iya." Nyinyir Lea tajam.

"Le, aku minta maaf, waktu itu aku belum sadar."

"Basi Bar alasan lo. Mau lo sadar apa ngga, lo udah selingkuh sama Nisa."

"Dan aku nyesel Le. Aku sekarang sadar kalau kamu yang baik buat aku. Setelah kelulusan aku nyariin kamu yang hilang tanpa kabar. Kamu juga ganti nomor. Aku gatau rumah kamu karena kamu ga boleh aku kerumah kamu sekali pun."

Lea memutar bola matanya jengah, "Lo sadar? dari dulu kemana waktu gue masih bertahan sama lo? setelah gue hilang baru lo sadar kan? itu Bar yang dinamain penyesalan adanya di akhir." Sindir Lea

"Le!." Bentak Bara sketika. Membuat tubuh Lea menegang, gadis itu paling tidak bisa dibentak. Dia mungkin jutek, tapi kalau dibentak, ia akan menangis.

Lea menoleh ke Bara, "Apa sih?."  Ketus Lea menutupi gugupnya.

"Gue masih sayang sama lo Le. Percaya sama gue." Ujar Bara meyakinkan. Lelaki itu meraih pelan tangan Lea.

"Gue udah gada rasa Bar sama lo, sorry. Lo itu cuma terobsesi, lo cuma butuh gue Bar, bukan syang. Lo cuma jadiin gue obat disaat lo butuh aja." Elak Lea, tangannya menghindari tangan Bara.

"Ngga Le, gue sayang. Gue emang butuh lo, butuh banget Le. Gue sayang sama lo. Gue gamau lo sama sodara tiri gue." Tegas Bara

"Jangan aneh Bar, gue udah nikah sama Elang. Kalaupun belum, gue ga bakal nerima lo lagi masuk ke kehidupan gue. Udah cukup karena lo gue nutup hari selama 4 tahun Bar. Lo gatau rasanya jadi gue."

"I know, im sorry. Gue nyesel Le udah ninggalin lo, gue mau kita balik kaya dulu lagi. Masih bisa kan?."

Lea mendelik, matanya menatap Bara tak percaya, "Bar, gue udah bilang, gue udah nikah sama Elang. Ga mungkin gue balik sama lo."

"Lo mungkin udah nikah, tapi hati lo bukan buat dia kan?." Desak Bara.

Lea terdiam, ia ragu menjawabnya, seperempat mungkin sudah menerima Elang, namun sisanya, ia belum yakin juga. Apa bisa dikatakak kalau ia menaruh hatinya pada Elang?

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang