18-Satu hari bersama Lea

113 1 0
                                    

Jangan lupa vote and komen😊
Hope you'll enjoy

*****



Seminggu ini Lea dan Elang sama-sama sibuk. Persiapan acara sakral mereka sudah mendekati tahap akhir. Namun Lea dan Elang juga masih sibuk dengan kegiatan masing-masing. Elang si ketua bem dan pengurus outlet, dan Lea si ketua ukm dan penyiar.

Karena suntuk dan lelah, Elang ingin pergi jalan-jalan. Lelaki itu teringat kalau Lea masih ada janji untuk jalan dengan nya. Janji itu belum dituruti. Mungkin ini saatnya untuk menagih janji itu.

Di kelas, mereka sedang mengerjakan tugas yang di titipkan oleh dosen karena tidak masuk. Elang menutup laptopnya, tugasnya yang tinggal sedikit lagi ia biarkan.

Elang melepas headphone di telinganya, bergerak maju mendekati Lea di depannya.

"Lea." Panggil Elang dengan nada sok imut.

"Hmm." Gumam Lea tanpa menoleh.

Elang mendengus, "Gue mau tagih janji Leeee." Rengeknya seketika.

Lea berhenti mengetik. Tugasnya yang hanya tinggal satu baris lagi ia tinggalkan sejenak. Gadis bersurai panjang itu menoleh ke belakang.
Alisnya menyatu, menciptakan kerutan di dahinya.

"Janji? sejak kapan gue punya janji ke lo?." Tanya Lea

"Sejak lo nangisin luka gue di lapangan basket Le." Elang memberikan senyuman meledeknya.

Bola mata Lea bergerak keatas, mencoba mengingat janjir yang Elang maksud. Ah, janji jalan itu rupanya. Lea ikut tersenyum miring.

"Kan udah gue tepatin El. Lo gimana sih?."

Senyuman Elang memudar, alisnya ia tautkan. "Kapan? orang kita belom jalan ko." Tanya Elang tak terima

"Nih Elang Cakrawala yang ganteng, baik hati tapi ngeselin, denger ya. Waktu lo jatoh, gue udah bantuin lo jalan ke mobil, terus kita juga udah jalan bareng naik mobil ke tempat kerja gue. Itu udah jalan bareng kan? toh kita jalan nya sampingan. Berarti, gue udah nepatin janji." Lea mengebaskan rambutnya ke belakang, senyuman kemenangan semakin terukir jelas di wajahnya.

Elang mencerna semua kata-kata Lea. Dahinya mengerut sempurna, bola matanya itu bergerak keatas berpikir. Bahkan lelaki itu sampai memejamkan matanya.

"Iya itu juga jalan bareng sih. Tapi kan maksud gue bukan jalan itu anjim! Ko ngeselin ya?." Umpat Elang.

Elang mengangkat kembali kursinya, mendekatkan dirinya ke Lea yang sudah membelakangi nya. Ditarik pelan rambut bergelombang itu. Dan secara otomatis kepala Lea mendongak keatas. Pekerjaannya yang tinggal ia save jadi tertunda.

"Bukan jalan yang itu maksud gue Lea. Tapi jalan ke mall, jalan ke suatu tempat. Lo sengaja ya bikin gue gemes?." Bisik Elang

Lea meneguk salivanya, reaksi Elang tidak seperti yang ia pikirkan. Mengapa suara parau Elang selalu berhasil membuatnya membeku?

"T-terus? Yang penting kan udah jalan." Gadis itu masih mencoba menolak.

"Gue mau lo jalan sama gue, sore ini. Gada penolakan." Jawab Elang pelan. Ia lepas genggaman rambut Lea.

"Gabisa El, banyak kerjaan. Belom lagi buat acara kita. Ini tugas juga pada numpuk El." Lea beralasan. Tapi memang benar, mereka masih sibuk mengurus acara, belom juga pekerjaan mereka dan tugas dari dosen.

Lea sekarang memutar badannya ke arah Elang yang bersedekap dada, mencoba memelaskan mukanya agar Elang terbujuk.

Elang melirik kecil, melihat bagaimana gadis yang sebentar lagi akan ia berikan mahar dan ijab qobul nya sedang memasang pupy eyes dan bibir bawahnya yang sedikit dimajukan.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang