22-Cium

211 3 0
                                    

Jangan lupa vote and komen😊
Hope you'll enjoy

******

Lea membuka kedua matanya perlahan. Menyesuaikan cahaya sinar matahari yang menembus jendela kamar hotel. Lea mengulat, ia melirik ke kanan kiri, tidak ada Elang disana.

Gadis itu menyibak selimutnya. Masih terbalut setelan milik Elang yang kebesaran, Lea berjalan melihat indahnya pagi melalui balkon kamar hotel. Menghirup udara segar pagi ini.

Lea mengedarkan pandangannya ke seluruh kamar, bahkan ia juga mengecek kamar mandi mencari Elang. Namun tetap saja tidak ada. Lea memilih duduk di kursi dekat jendela, baju baju yang semalam berserakan sudah tersusun rapih kembali di kopernya. Ia mengambil ponselnya yang dari kemarin belum ia sentuh. Mendial satu kontak.

Klik

"Halo Le? kenapa?." Tanya orang di sebrang sana

"Dimana El?." Tanya Lea kepada Elang.

Ting

Suara lift terdengar dari ponselnya. Spertinya Elang baru saja keluar lift.
Lalu dilanjutkan dengan suara langkah kaki di lorong.

"Di hotel Le." Jawab Elang.

"Oooh."

Ceklek

Suara pintu kamar terbuka, menampilkan sosok gagah Elang yang sedang membawa beberapa tas kecil.
Lea mematikan panggilan nya, lalu berjalan ke arah Elang untuk membantunya.

"Abis dari mana? ko ga bilang-bilang?." Tanya Lea sambil mengambil alih beberapa barang.

Elang tersenyum, "Dari bawah doang, semalem nyuruh Seno nganterin baju buat kamu. Sama ini, beli sarapan." Jelas Elang lalu menunjukkan satu plastik berisi roti O.

"Hah? El, lo sehat kan?." Beo Lea, gadis itu memegang kening Elang.
Tadi ia tidak salah dengar kan waktu Elang berkata 'kamu'.

"Sehat wal afiat Le. Sehat lahir batin. Kenapa sih? orang abis jalan gini dikira sakit. Kamu yang aneh." Jawab Elang santai

Lea mengerjapkan matanya. Memandang Elang tak mengerti.
"Tuh tuh, lo ga sehat El. Kesambet apa lo pake aku kamu? hmm? kenapa dih, serem gue." Cetus Lea sambil Sesekali menunjuk wajah Elang yang datar.

Elang berjalan masuk, menaruh barang bawaannya di atas kasur dan kembali menghadap Lea. Di pegang erat dua bahu gadis itu.

"Ga aneh Lea, udah suami istri ga sopan ngomong pake gue elo. Ganti, sekarang harus pake aku kamu. Atau ngga pake nama, atau mau pake sayang? hmm? pilih mau yang mana?." Titah Elang, ditatap lekat netra coklat istri kesayangan nya itu.

Lea malah mendelik, "Ngga mau. Masih mau pake gue elo. Lagian kita juga tuh harus apa adanya, kalo emang bisa pake gue elo, kenapa harus-hmp."

Cup.

Satu kecupan di bibir ranum Lea berhasil membungkam gadis itu. Elang tersenyum jail. Berbeda dengan Lea yang membelalakan matanya. Tak percaya kalau Elang dengan berani melakukan itu.

Tangan Lea bergerak menyentuh bibirnya yang baru saja di cium. Matanya menerawang ke depan, tak percaya.

"First kiss gue anjir!." Ketus Lea.

"Eh tapi, bukan first kiss deng, gue udah pernah." Lanjut Lea.

Kali ini ucapan gadis itu berhasil membuat Elang melotot tajam. Mengeratkan genggamannya di bahu istrinya itu.

"Sama siapa? Bilang aku siapa yang ngambil first kiss kamu!." Geram Elang

Lea melirik, "Kata mamah waktu kecil gue sering dicium cium bang Leo. Berarti first kiss gue abang gue sendiri. Hehe." Jelas Lea polos.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang