31-Bara

65 1 0
                                    

Jangan lupa vote and komen😊
Hope you'll enjoy

******


Seorang dosen sedang menjelaskan materi di kelasnya, 25 mahasiswa mendengar kan dengan hikmat.
Pak Jo, salah satu dosen kiler yang mengajar kelas Lea, Elang dan kawanannya.

"Tugas yang saya kasih sebelum nya, masih saya tunggu seusai kelas ini. Jangan ada yang tidak mengumpulkan." Tegas Pak Jo.

"Untuk kali ini saya cukup kan saja ya? tidak ada lagi yang ingin bertanya kan?." Lanjut Pak Jo.

"Ngga ada pak." Sahut Fatih.

"Oke baik. Kalau begitu kita akhiri materi hari ini. Saya permisi dulu." Pamitnya.

"Terimakasih pak." Seru anak kelas.

Pak jo hanya mengangguk dan melenggang pergi. Beramai-ramai anak kelas merenggangkan otot mereka yang keram karena sikap sempurna. Mereka bersamaan Mendesah lega.

Lea juga langsung menenggelamkan kepalanya diatas lipatan tangannya.
"Gila, matkul pak Jo mah ga bisa ngapa-ngapain." Dumel Lea.

"Anjir emang, tegang bgt. Dari dulu gue diaajar beliau lemes mulu anjir badan gue." Imbuh Acha yang menyenderkan badannya di kursi.

Elang baru saja ikut merenggangkan tubuhnya, namun dering ponsel mengganggu ketenanganya.

"Ya Sen?." Tanya Elang

"Sini Lang, ada berita baru. Kita udah nemuin satu clue." Ujar Seno dari ujung sana.

Elang menegakkan tubuhnya, "Gimana?."

"Udah sini dulu. Ga terlalu besar si, tapi seenggaknya kita tau satu persatu. Gece bos busett." Desak Seno.

"Oke gue kesana." Final Elang. Lelaki itu segera merapihkan barangnya dan berdiri.

"Mau kemana Lang?." Tanya Aziel.

"Ngurus outlet dulu. Len, rapat tolong handle ya." Pinta Elang kepada Galen di sebrang Aziel. Galen hanya mengangguk. Empat temanya juga ikut paham.

Lelaki penggemar headphone itu melirik istrinya yang masih menidurkan kepalanya. Lalu di pegang kepala gadis itu, membuat sang empunya terbangun menoleh.

Elang tersenyum, "Aku ke outlet dulu. Kalo udah selesai latihan kabarin." Ujar Elang lembut, matanya menatap Lea teduh.

"Kamu juga kabarin nanti. Aku selesai latihan sore kayanya." Balas Lea datar, suaranya agak serak.

"Aduuuuw uwu banget. Iri gue, Bril tolong cekek gue Bril, gue yang baper bangsat." Pekik Aziel dramatis karena melihat dua pasangan itu.

Elang terkekeh mendengar nya, "Yaudah pergi dulu ya." Pamit Elang yang hanya disenyumi Lea.

"Acha, titip Lea. Jan kenapa-napa." Tegas Elang kepada Acha.

"Santai, aman ama gue mah." Sahut Acha seadanya. Gadis itu menaikkan alisnya ke Lea.

"Gut. Weh kunyuk, jangan lupa misi kita. Latihan dah lu pada, apalin kuncinya." Bisik Elang ketika melewati teman temanya.

"Selow mamenn, sans kuy." Sahut Abril menenangkan.

"Rencana lo bakalan sukses sama kita." Sambung Dareen.

"Nah itu, betul itu." Seru Aziel menyetujui.

Elang hanya mengangguk, lalu lelaki itu melenggang pergi.
Melihat kepergian suaminya, Lea kembali menegakkan tubuhnya, menghadap ke Acha.

"Yok Acha, latihan. Kasian anak anak dah pada nunggu." Ajak Lea.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang