53-Ngidam

95 1 0
                                    

Elang berjalan dengan gagah ke sebuah ruangan. Ia baru saja selesai sidang skripsi, dan sekarang ia ingin menyusul Lea yang juga sedang sidang. Lima bulan mereka mengerjakan sidang, akhirnya selesai juga. Di bulan kelima kehamilan Lea, gadis itu bisa menyelesaikan skripsi nya dengan baik.

Lelaki ber headphone itu mengintip lewat jendela kecil, terlihat Lea yang dengan elegan sedang menjelaskan presentasi sidangnya. Didepannya ada tiga dosen senior yang menjadi penguji. Gadis itu tampak tidak gugup sama sekali.

Jantung Elang ikut berdegup melihat Lea presentasi, ia juga tadi sangat nervous. Untung saja ia berhasil dalam sidangnya, teman-teman mereka yang sudah sidang baru Galen saja. Yang lainnya masih menunggu giliran.

"Baik Lea, cukup. Kamu lulus dalam sidang ini, tidak ada yang perlu kamu perbaiki lagi. Semoga ini bisa bermanfaat ya." Ujar penguji satu.

Setelah beberapa pertanyaan yang menyudutkan Lea, akhirnya penguji sidang meluluskannya. Gadis itu bernapas lega, Lea tersenyum senang.

"Terima kasih banyak pak." Sahut Lea riang.

"Selamat ya." Timpal penguji dua. Lea hanya mengangguk senang.

"Kamu sudah boleh keluar Lea." Ujar penguji.

"Baik pak, terimakasih sekali lagi." Gadis itu merapihkan bahan presentasi nya. Ia keluar dengan perasaan lega dan bangga. Keluar ruangan, ternyata sudah ada Elang yang menunggunya.

Lelaki itu memeluk Lea, "Slamat ya sayang, udah lulus sidang." Ujar Elang bangga, ia mengelus rambut Lea yang terurai rapih. Lea mendesah lega, ia menemplekan wajahnya pada dada bidang suaminya.

Ceklek

Bruk

Lea menubruk tembok belakang nya akibat melepas pelukan Elang tiba-tiba karena suara pintu ruangan terbuka. Tiga penguji Lea tadi keluar ruangan, menoleh ke arah dua orang di sisi kanan. Elang dengan wajah kagetnya, dan Lea yang meringis kesakitan karena kepalanya terbentur tembok.

Elang menunduk sopan, "Siang pak." Sapanya ramah.
Tiga dosen itu menangguk, lalu melenggang pergi.

Melihat kepergian mereka, Elang melirik Lea yang masih menemplok di tembok, ia mengambil tangan kanan gadis itu dan kembali memeluknya. Ia usap dahi Lea yang terbentur tadi.

"Kan kejedot." Tegur Elang.

Lea menggesek wajahnya, "Sakit." Rengeknya.

"Shh sembuh." Ujar Elang yang terus mengusap dahi gadis itu.

Lea melepas pelukannya, menatap Elang dengan tatapan sayu.

"Kamu gimana sidangnya? ko cepet banget?." Tanya Lea merubah topik.

Elang tersenyum, "Lulus." Jawabnya singkat. Namun mampu membuat raut wajah Lea kembali ceria.

Gadis itu jingkrak-jingkrak kecil, memeluk Elang senang.

"Slmat ya El." Serunya antusias.

"Ehh, jangan lompat-lompat dong, kasian bayinya sayang." Tegur Elang menahan tubuh Lea.

"Hehe, kesenengan." Ringis Lea.

"YUHUUU YANG UDAH LULUS SIDANG!." Heboh seseorang yang tiba-tiba saja datang menghampiri mereka. Gerombolan orang itu datang tanpa diundang. Siapa lagi kalau bukan Acha dan lima teman Elang. Mereka selalu saja datang ketika salah satu teman mereka selesai sidang, seperti Galen kemarin.

Lea dan Elang menengok kompak, "Aduh yang udah sidang mukanya cerah banget. Jadi pengen cepet sidang gue." Sahut Dareen iri.

Lea terkekeh, "Buruan sidang, nanti kalo udah pada sidang kita liburan." Tawar Lea memberi semangat.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang