10-Siapa?

121 4 0
                                    

Jangan lupa vote and komen😊
Hope you'll enjoy

*****

Sebuah motor scopy sedang dipanaskan di teras rumah. Pagi ini Lea berangkat naik motor sndiri, katanya Leo sedang buru-buru ke tempat kerjanya makanya tidak bisa mengantar, dan Lea juga sedang tak ingin naik ojol.

"Bang gue duluan ya. Jangan lupa kunci rumah. Bhay." Pamit Lea

Ia meninggalkan abangnya yang masih memakan satu potong roti di meja makan.

"Hmm Twiatwi Ywaa." Dengan mulut penuh roti.

"Apaan si bang? kunyah dulu apa."

Glek

Leo meneguk segelas susu di hadapannya, "Tiati Lea Cantik!." Ucap nya penuh penekanan.

"Makasih, emang dari lahir udah cantik." Final Lea, ia langsung menaiki motornya dan pergi.

Sesampainya di parkiran kampus, gadis itu men standar motornya, standar samping ya hehe. Lea gakuat klo Standar tengah.

"Lelaii, tumben mau naik motor sendiri." Acha menghampiri Lea yang baru memarkirkan motornya.

"Lagi mau aja. Abang Leo juga gabisa ngater." Lea menaruh helmnya di kaca spion. Ujung rambutnya yang berantakan ia sisir sedikit menggunakan jarinya.

Mereka berjalan menuju kelas. Suasana berubah menjadi tegang ketika semua mata mahasiswa di Koridor tertuju kepada Lea dan Acha.

"Gila si ka Lea cantik banget. Pantes lah ka Elang ngejar-ngejar."

"Bahasa Inggris nya Bulan-pintu. Udah di incer Elang. Mundur udah."

"Wis, neng Acha cerah banget pagi ini."

"Ka Elang ganteng parah si."

"Ketua bem damagenya ga ngotak."
/terjungkal.

"Ka Aziel juga gakalah ganteng aaa"

"Ka Galen notice aku ka"

Banyak sekali desas desus diantara mereka. Lea yang awal nya biasa mulai kebingungan. Ada apa ini?

Pelan-pelan Acha dan Lea menoleh kebelakang. Pantas saja adik tingkat mereka berisik, ternyata enam jejeran bem itu juga sedang berjalan di belakang mereka.

Lea membalikkan wajahnya segera. Ia kembali teringat peristiwa siaran kemarin. Gadis itu tak bisa menyembunyikan debarannya.

Lea mempercepat langkahnya, namun satu cekalan tangan menahannya.
Gadis bermata lentik itu menengok, Elang sedang tersenyum di dekatnya.

"Ngapain?." Sembur Lea.

"Mau ke kelas." Jawab Elang dengan nada songongnya. Lelaki itu kembali menarik Lea untuk berjalan.

Lea memutar bola matanya, "Terus ngapain megang tangan gue Elang Cakrawala?!."

"Mau aja."

Pletak!

Satu sentilan mendarat mulus di dahi Elang. Menciptakan getaran getaran cinta di hati Elang, eh salah. maksudnya rasa sakit yang menjalar.

Saat Elang mengendorkan genggamannya, Lea pergi meninggalkan nya begitu saja. Ia masih belum siap bertemu Elang. Pdahal mah nanti di kelas juga ketemu ya.

"Duhh. Sakit banget anjir." Elang merintih.

"Le, gue tau lu denger omongan dan lagu yang gue request kemaren kan?!." pekik Elang dari tempat nya.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang