52-Sayangnya El

87 1 0
                                    

Seorang lelaki tinggi berbadan atletis sedang berjalan disebuah lorong gedung. Ia membawa satu map di tangannya, juga tas ransel yang berisikan laptop. Tujuannya adalah ruang dosen, lelaki itu ingin mengajukan lagi skripsi nya yang sudah selesai.

tok tok tok

"Permisi." Sapa Elang ramah seraya mengetuk pintu.

"Masuk." Titah seorang dosen dari dalam.

Elang membuka pintu kayu itu dengan hati-hati, seakan takut jatuh jika ia tergesa. Lelaki itu menunduk sopan, kemudiam berjalan ke depan meja sang dosen.

"Duduk Lang." Titah pak dosen lagi.

"Terimakasih pak." Sahut Elang yang kemudian duduk. Ia menyodorkan map yang dari tadi ia bawa.

Lalu dngan segera pak dosen memeriksa nya. Tak perlu menunggu lama, setelah beberapa kali revisi, kini skripsi milik Elang sudah sempurna dimata sang dosen, pria paruh baya itu tersenyum, menyodorkan lagi map yang ia pegang.

"Bagus, sudah sempurna Lang." Ujar Dosen.

"Ehe, terima kasih pak." Jawab Elang senang.

"Sudah saya tanda tangani. Kamu tinggal minta tanda tangan penguji dan dospem dua ya." Jelas pak dosen.

Elang tersenyum mengangguk, "Baik pak, terima kasih banyak."

"Ya sama-sama."

"Kalau gitu saya permisi dulu pak, sekali lagi terima kasih." Pamit Elang.
Lelaki itu berdiri dan menyalimi sang dosen.

"Semangat sidang ya." Ujar pak dosen menyemangati.

Lelaki mantan ketua bem itu melemggang pergi keluar ruangan. Lalu ia segera berjalan mencari dospem kedua dan meminta tanda tangan. Sudah dapat tanda tangan dosen kedua, Elang merasa lega sekali, untung skripsi nya cepat selesai.
Baru saja Elang ingin mengabari Lea, satu panggilan masuk ke ponsel nya.

"Halo. Kenapa Sen?." Tanya Elang, ia mengerutkan dahinya.

"Lang, data yang outlet baru dimana ya? di sini gada, terus gue cari ke ruangan sama meja lo juga ga ada." Sahut Seno kebingungan dari sebrang sana.

Mendengar itu Elang semakin mengerutkan dahinya, pasalnya ia sudah memberikan data baru itu kepada Seno.

"Kan udah gue kasih."

"Iya, cuma ngga ada anjir. Kemana ya?."

"Krisna kali, coba tanya." Titah Elang.

"Dia dari kemaren kaga megang data, cuma ngurus baju-baju doang." Seno mencoba menjelaskan.

"Lo bisa tolong kirim lagi ga Lang? sorry banget nih, lagi butuh banget gue soalnya." Imbuh Seno.

"Bisa sih, cuma ya tungu dulu. Gue masih dikampus." Jawab Elang.

"Nah, nggapapa. Yang penting bisa lo kirim secepatnya lagi ya. Sorry banget Lang, tengkyu."

"Sans. Yaudah nanti kalo udah gue kabarin."

"Sip, tengkyu ya."

"Hmm." Elang memutuskan panggilan. Lalu lelaki itu segera berjalan menuju parkiran untuk pulang.

Sesampainya dirumah, lelaki itu segera duduk diruang tengah dan membuka laptopnya. Map skripsi nya ia simpan hati-hati diatas meja agar tidak lecak, begitu berharganya benda datar yang satu itu. Elang membuka tiap folder file outletnya, mencari data yang Seno maksud.

"Ko ngga ada ya." Gumam Elang sambil mencari. Matanya bergerak turun naik, kanan kiri mencari nama file.

"Buat lagi aja lah, ribet." Lanjut Elang masih berbicara sendiri.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang