49-Ayah Bunda

99 1 0
                                    

"Sayang, bangun dulu yuk." Sapa Elang membangunkan Lea.

Lelaki itu antara tega tak tega membangunkan istrinya. Dengan lembut Elang mengelus kening gadisnya.

"Sayang ku cantik, makan dulu yuk." Ajak Elang lagi.

"Engh." Gadis berambut panjang itu menggeliat, ia menarik selimut nya keatas.

Elang menghela napasnya, mengelus kembali pucuk kepala Lea.
"Sayang, makan dulu ya."

"Bangun yuk. Aku suapin." Bujuknya seraya menarik selimut Lea.

Gadis itu membuka matanya perlahan. Mata almond itu menyipit, menyesuaikan cahaya yang masuk menusuk retinanya. Lea bergumam lemas, mengarahkan wajahnya ke pinggang Elang.

"Makan dulu ya. Nanti tidur lagi." Tawar Elang.

Dengan hati-hati lelaki itu membantu Lea mendudukan dirinya. Elang memposisikan bantal di belakang tubuh Lea agar nyaman. Tubuhnya yang masih merasa dingin, Lea tetap membalut dirinya dengan selimut.

"Minum dulu." Titah Elang seraya memberikan minum, dan tak lupa membantu Lea untuk meneguk air putih itu.

Setelah itu, Elang mengambil bubur ayam yang baru saja ia beli. Ia segera menyendokkanya dan mengarahkannya pada Lea.

"Aaa." Elang memeragakan membuka mulut.

Baru saja ia menyodorkan suapan bubur itu, Lea tiba-tiba menyibak selimut nya, menyingkirkan tangan Elang dan berlari ke kamar mandi.

"Hoek." Suara itu keluar tepat saat Lea sudah memasuki kamar mandi.

Dengan panik Elang segera menyusul gadis itu. Ia melihat Lea sedang sibuk mengeluarkan isi perutnya di wastafel. Elang segera menyampirkan rambut Lea agar tidak jatuh dan memijat pelan tenguk gadis itu.

"Hoek." Lea masih terus memuntahkan isi perutnya.

"Bau bawang El, ih." Keluh Lea disela-sela kegiatannya.

Elang menautkan alisnya, padahal di bubur itu tidak ada bawang, ia tau kalau Lea tidak suka, makanya tadi ia sengaja bilang ke abang tukang bubur untuk tidak menaburkannya.

"Buburnya ga pake bawang sayang."

Lea menyalakan keran, gadis itu sudah selesai dari kegiatan nya. Tangannya bertumpu pada ujung wastafel, ia memegangi perutnya yang bergejolak. Elang segera merangkul gadis itu dan menuntunnya keluar kamar mandi.

"Masih mau muntah ngga?." Tanya Elang. Gadis itu hanya menggeleng lemah.

"Bau bawang." Rengek Lea ketika mereka sudah duduk lagi di kasur. Ia menutup wajahnya dengan cara menempelkan nya pada dada suaminya.

"Terus kamu maunya makan apa? aku buatin ya?." Tawar Elang.

Lea menggosok wajahnya di tubuh atletis itu, ia masih terus memegangi perutnya. "Kokocrunch." Cicitnya kecil.

Elang menaikkan alisnya, sambil terus mengusap lengan istri kesayangan nya.

"Mau kokocrunch aja, yakin?." Lea mengangguk.

"Yaudah aku ambilin dulu ya." Lanjut Elang.

Ketika lelaki itu baru saja ingin melepas rangkulan nya dan berdiri, Lea memeluk tubuh Elang erat. Gadis itu merengek pelan tak ingin ditinggalkan.

"Sini aja." Pinta Lea memohon.

"Loh ko sini? kan aku mau buatin kamu kokocrunch dulu Le." Beo Elang heran.

Lea tak peduli, gadis itu menggosok wajahnya di pelukan.

"Ikut."

"Mau ikut kebawah? ga nunggu sini aja?." Lea mengangguk gemas.

ELeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang