Ah, ia ingat pernah mendengar soal ini. Tapi dia tidak begitu tertarik. Kisah Raja yang berhati dingin yang membantai habis semua anggota Kerajaan, tepatnya yang memiliki darah Raja. Semua dibantai tanpa tersisa.
"Dia sebenarnya bukan orang yang jahat, atau berhati dingin. Dia aslinya berhati lembut, tapi sejak kecil dia dan Cassiel selalu mendapatkan diskriminasi karena mereka adalah anak hasil hubungan gelap, sebenarnya tidak juga. Mereka adalah anak selir yang tidak diakui oleh Ratu dan anggota Kerajaan lain. Tapi, mereka berdua yang mendapatkan gen spesial itu. Anggota Kerajaan lain tidak menyukai itu, bisa-bisanya orang rendahan yang mendapatkan hal spesial itu. Puncaknya saat Kaillos menikah, banyak hal yang terjadi. Saat Istri Kaillos sudah hampir dekat dengan hari kelahiran dia di culik, rumah mereka di rampok, saat itu Kaillos dan Cassiel--yang tinggal bersama mereka--sedang berada di luar kota karena pekerjaan." Rei tampak menerawang, ada kilat kecewa di mata penyihir itu. "Istri Kaillos tidak ditemukan dimanapun, besoknya Kaillos dan Cassiel kembali. Mereka kembali cepat-cepat setelah tau apa yang terjadi. Tapi mereka tau kalau itu hal yang disengaja, para anggota Kerajaan memang adalah pelakunya. Dua hari setelahnya tubuh Istri Kaillos ditemukan di sebuah rumah di pinggir hutan."
"Karena itu Ayah membantai mereka semua?"
Rei mengangguk. "Aku sudah mengenal mereka sejak lama, sebenarnya aku adalah teman Ibu mereka, Ibu mereka juga pergi dengan cara yang mengenaskan. Aku sedikit membantu mereka, dan sampai sekarang aku tetap disini." Rei melirik Ariastella. "Tidak ada yang menyangka kalau kau masih hidup, karena saat ditemukan ada mayat bayi disamping Istri Kaillos. Tidak ada yang menyangka kau masih hidup. Mungkin karena itu Kaillos sampai hampir membunuhmu, dia takut kalau kau mungkin anggota Kerajaan yang ia benci."
Ternyata kisah panjang ini agak tragis, sampai terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ini.
"Kaillos dipercaya banyak orang karena dia tumbuh menjadi orang yang sangat bisa diandalkan, begitu juga Cassiel. Sebagian orang yang memiliki tempat penting di Kerajaan ini adalah orang-orang yang sudah lama bersama Kaillos, mereka juga membantu saat kejadian berdarah itu."
"Itu kenapa Ayah berubah jadi sangat dingin."
"Yup. Dia kehilangan ibunya dengan cara yang tidak baik, keluarga besarnya membenci dia dan adiknya karena memiliki gen spesial. Istrinya meninggal dengan cara tragis, anaknya yang ia kira sudah mati ternyata masih hidup. Itu tentu membuat sesuatu dalam dirinya yang selama ini beku sedikit berubah. Asal kau tau, dulu dia sangat menunggumu lahir. Dia pernah bilang kalau anaknya nanti perempuan dia akan membuat toko bunga, tapi jika laki-laki dia akan membuat toko pedang. Tapi, dia menerima apapun yang terjadi." Rei menatap bunga berbagai macam warna yang tampak subur. "Mungkin itu kenapa dia membuat taman ini."
Ariastella mengangguk. Ini cerita yang menyedihkan. Mungkin itu kenapa Ayahnya sangat keras, hidup yang dijalani saja sangat tragis.
"Hei, kau kalau di depan Kaillos jangan berkata macam-macam, oke?"
Ariastella mengerutkan kening. "Maksudnya?"
"Dia tipe orang yang tidak bisa menolak. Kalau kau minta sesuatu pasti akan dia berikan, aku sarankan kalau kau meminta sesuatu jangan sesuatu yang gila. Oke?"
"Aku tidak akan melakukan itu." Memang dia kelihatan akan meminta sesuatu yang gila? Membayangkan saja tidak.
"Dulu pernah ada satu kejadian, Cassiel sakit dan ingin memakan apel. Saat itu sedang tidak musim apel, ada yang menjual namun harganya mahal. Meskipun merupakan anak Raja mereka diasingkan, mereka harus berjuang sendiri. Kaillos nekat mencuri, dia kembali ke rumah dengan tubuh penuh luka hanya untuk sebuah apel. Dia nekat, bahkan jika bukan karena sifat nekatnya mungkin dia bukan Raja Ketigabelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWS (2) - Ariastella
FantasyThe Another World Series (2) - Ariastella Cerita berdiri sendiri. Sebuah kutukan membuat setiap anggota kerajaan baru akan mendapatkan 'ciri khas' dari keturunan Raja saat umur keenam. Dia hanya gadis biasa yang katakan saja bereinkarnasi atau hi...