Kamarnya yang biasa ia tempati berada di bagian timur Istana, biasanya dia sudah berada di kamarnya setelah makan malam. Kadang dia bercerita bersama Loria atau Rei yang datang untuk memakan camilan sebelum pergi tidur.
Tapi kali ini dia di bawa oleh Loria ke area yang belum pernah dia datangi, dia sudah lumayan lama di Istana tapi dia belum mengenal setiap sudut Istana. Karena tidak semua tempat boleh dia datangi. Kata Rei ada tempat berisi hewan buas dan mayat-mayat di tempat ini. Dia tau itu bohong, kalaupun ada tidak mungkin di Istana, pasti di tempat rahasia.
Ariastella masuk ke dalam sebuah ruangan, ukuran ruangan yang sama dengan ukuran kamarnya hanya memiliki nuansa yang sedikit berbeda. Ada pedang dan panah yang tergantung di dinding, di tengah-tengah terdapat lambang kerajaan.
Sebuah peta besar dengan pinggiran yang mengkilap, jangan lupakan beberapa hiasan dinding yang tampak mahal. Bunga yang ada di atas meja saja tampaknya bukan bunga biasa.
Ariastella sedang sibuk memegang kelopak bunga berwarna biru yang baru pertama kali ia lihat saat pintu terbuka.
Kaillos masuk ke dalam kamarnya, ruangan itu memang adalah kamarnya. Untuk sementara waktu dia mau agar Ariastella tidur bersamanya di kamar miliknya. Demi keselamatan anak kecil itu.
"Ayah!"
Ariastella berlari, dia memeluk kaki Kaillos begitu tiba di hadapan sang Ayah. Kaillos mengangkat Ariastella, dia mengusap pipi gadis kecil itu. "Kau bermain dengan Rei?"
Ariastella mengangguk. "Ya, dia menemaniku seharian ini."
Kaillos duduk di sofa, dia membiarkan Ariastella duduk di pangkuannya sementara memanggil pelayan untuk menyiapkan minuman untuknya.
"Ini kamar Ayah?"
Segelas anggur putih di teguk oleh Kaillos hingga habis sebelum membalas ucapan gadis kecil yang memiliki mata serupa dengan miliknya.
Mengangguk, Kaillos menuang lagi anggur dari botol ke dalam gelasnya. Berhubung Ariastella sedang jadi anak kecil yang manis dan baik hati dia tidak bertanya apa yang ada di gelas Ayahnya atau apa yang diminum. Dari aromanya saja dia tau kalau itu anggur. Dia anak umur enam tahun, pura-pura tidak tau saja.
Seorang pelayan masuk membawa segelas susu untuk Ariastella. Sebenarnya dia masih kenyang, tadi dia makan lumayan banyak saat makan malam. Ditambah Loria yang membawakan beberapa kue dari dapur yang masih hangat. Semenjak kedatangannya ke dapur para koki jadi semakin gemar memasak, apalagi tau jika Putri mereka menyukai makanan manis, mereka jadi sering membuat kue atau biskuit. Padahal biasanya jika ada acara minum teh atau undangan khusus saja baru di buat makanan manis. Raja dan adiknya tidak terlalu menyukai manis. Rei biasa meminta secara langsung kalau mau.
"Masih kenyang."
Ariastella menggeleng saat Raja mengulurkan segelas susu itu padanya. "Kau habis makan apa?"
"Kue."
Kaillos mengangguk. "Nanti minum."
Ariastella mengangguk. Dia duduk dengan diam, matanya hanya memperhatikan Raja yang meminum anggur dengan santai. Bahkan tidak ada tanda-tanda mabuk di wajah Ayahnya itu padahal sudah beberapa gelas habis.
"Untuk sementara kau tidur disini." Kaillos mengusap rambut Ariastella yang memiliki warna yang sama persis dengan rambutnya. "Rei bilang kau bisa membaca."
Ariastella mengangguk. "Sedikit."
Kaillos meneguk isi gelasnya hingga tandas, lalu berdiri masih dengan Ariastella yang kini berpindah pada gendongan menuju kasur. Tapi tangan Raja itu membawa segelas susu yang Ariastella belum minum.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWS (2) - Ariastella
FantasiaThe Another World Series (2) - Ariastella Cerita berdiri sendiri. Sebuah kutukan membuat setiap anggota kerajaan baru akan mendapatkan 'ciri khas' dari keturunan Raja saat umur keenam. Dia hanya gadis biasa yang katakan saja bereinkarnasi atau hi...