56.

1K 118 9
                                    

Hal yang pertama ia rasakan saat bangun adalah rasa sakit di sekitar tangannya, masih terasa sangat perih. Ariastella menatap sekitar, ini bukan kamarnya. Ini malah mirip penjara.

Apa dia tidak ada harganya lagi?

Meringis, Ariastella menatap seluruh lengannya yang di balut oleh perban, sudah tidak ada darah disana, namun semua terasa sakit.

Mereka sepertinya tidak mau repot-repot menggunakan sihir untuk menyembuhkan Ariastella. Lagipula dia tidak yakin penyihir hitam sebaik itu.

Beberapa pelayan datang membawa beberapa peralatan, tampaknya ingin membersihkan luka Ariastella. Setidaknya mereka mengganti perban-perban ini.

"Berapa lama aku tidak sadarkan diri?" Ariastella bertanya sambil menatap beberapa pil obat yang diberikan padanya setelah makan.

Tangan kirinya sedang diobati kali ini. Luka-luka itu masih terlihat sangat mengerikan, ditambah lagi dengan rasa sakit saat obat-obatan mengenai kulitnya yang terbuka rasanya Ariastella ingin berteriak, namun yang dia dapat lakukan hanya meremas kuat obat ditangannya.

"Tiga hari." Salah satu pelayan itu membalas sambil menyodorkan segelas air pada Ariastella yang akhirnya meminum obat yang agak hancur karena ia genggam tadi.

Tidak menolak, Ariastella meminum obat tersebut sebelum pelayan lain mengganti perban di tangan kanannya.

"Apa darahku semahal itu?"

Seorang pelayan yang sedang merapikan beberapa barang mengangguk pelan. Setidaknya ucapannya masih di balas meskipun tampak enggan, tidak seperti terakhir kali.

"Kalian mau?"

Pelayan yang sedang membersihkan tangan Ariastella berhenti, begitu juga pelayan yang sedang membereskan beberapa barang itu.

"Tidak lama lagi aku pasti akan mati, kan? Kalian tentu tidak akam membiarkan aku hidup." Ariastella melirik pelayan yang membersihkan tangannya. "Akan aku berikan setiap harinya saat kalian datang, tapi berikan informasi yang kalian ketahui. Tentang Rosie dan apa yang terjadi."

Dua pelayan itu saling tatap.

"Aku akan diam. Itu sebuah keuntungan juga, kan? Kalian bisa mendapatkan darah yang harganya ribuan koin emas. Itu penawaran bagus, kan?" Ariastella menatap kedua pelayan itu bergantian.

"Kami tidak akan mengkhianati tuan kami."

"Begitu?" Ariastella melirik ke sekitar, hanya ada dia diantara penjara lain yang kosong. "Dia memperlakukan kalian dengan buruk."

Ariastella melihat beberapa kali jika Rosie bukan tipe orang yang akan bersikap baik, dia semena-mena akan kekuasaanya.

"Jika kalian tidak mau akan aku tawarkan ke orang lain. Aku perlu informasi dan kalian perlu kekuatan, kan? Jadi jika kalian tidak dapat memberikan itu maka kesepakatan hangus." Ariastella menghela nafas. "Selesaikan, aku mengantuk."

"Baiklah." Ariastella melirik, dia menatap pelayan yang membersihkan lukanya. "Kami akan berikan semua informasi yang kami ketahui."

Ariastella melirik pada pelayan lain yang ada disana. "Kau?"

Perlahan pelayan itu mengangguk. "Baiklah."

"Bawalah jarum setiap kalian datang. Akan aku berikan." Kedua pelayan itu setuju.

Dengan begini dia dapat mengetahui semua informasi penting. Meskipun dia merasa tubuhnya akan hancur sedikit lagi.

Tawaran yang sama dia tawarkan ke penjaga dan beberapa pelayan lain. Semua setuju.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAWS (2) - AriastellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang