Besok akan jadi hari perayaan yang telah di tunggu-tunggu. Pembagian bantuan bagi yang memerlukan telah dibagikan hari ini. Para rakyat menyambut dengan senang hati berita menggembirakan ini, selain bantuan pangan dan sandang, ada pula bantuan dana yang diberikan pada gereja serta panti asuhan yang ada di segala penjuru negeri.
Ariastella duduk di balkon perpustakaan sambil membaca buku, cuaca hari ini sejuk, tidak panas maupun dingin, cuaca yang pas.
"Hei."
Ariastella menoleh, tersenyum kecil pada Rei yang memasukan satu tangannya di saku celana. Penyihir kecil itu duduk di hadapan Ariastella.
"Kau sudah tidak sibuk lagi?" Ariastella memberikan pembatas pada bukunya, dia memperhatikan Rei yang tampak kelihatan lelah, Rei bahkan meyandarkan kepala di sandaran kursi dengan mata tertutup.
"Badan kecil ini agak menyiksaku, harus tidur dan segala macam. Padahal aku bukan anak kecil lagi."
"Aku kira kau hanya berubah menjadi anak kecil, bukan benar-benar anak kecil."
Rei mengangguk. "Tidak, aku benar-benar kembali jadi anak kecil. Aku kira awalnya juga hanya ukuran tubuhku saja. Tapi ternyata aku benar-benar jadi anak kecil." Rei menghela nafas. "Austun sudah memastikan, dan benar. Bahkan mulai sekarang aku harus minum susu karena katanya aku anak kecil tapi seperti tidak mendapatkan asupan nutrisi."
Ariastella terkekeh. "Jadi anak kecil tidak seburuk itu."
"Buruk, siapa bilang tidak buruk?" Rei mendengkus. "Kau tidak bisa begadang, dan badan kecil ini lemah sekali. Rasanya aku hampir menyesal menukar tubuhku."
"Kau selalu bilang kalau kau menukar tubuhmu, memang ada apa dengan tubuhmu?"
Rei menatap Ariastella, gadis kecil itu memberikan tatapan bertanya tapi Rei membuang muka ke arah lain. "Bukan urusanmu."
Ariastella memajukan bibirnya. "Aku hanya bertanya."
Rei berdecak. "Intinya tubuhku benar-benar anak umur tujuh tahun, tapi jiwaku bukan umur tujuh tahun."
Kesimpulannya Rei hampir sama dengan Ariastella, bedanya Rei tidak berasal dari dunia lain, berbeda dengan Ariastella yang berasal dari dunia ini. Rei pernah bilang kalau dia berumur seratus tahunan, jadi artinya Rei sudah sangat tua meskipun berbadan anak tujuh tahun.
"Kaillos meminta--lebih mirip perintah--untuk jadi temanmu. Dan karena aku masih perlu perawatan seperti anak seusiaku, aku dengan terpaksa setuju."
Ariastella terkekeh. Rei mungkin kelihatan galak dengan kata-kata yang sering menusuk. Tapi penyihir itu selalu cerewet dan suka bercerita, bahkan pada hal tidak penting sekalipun.
"Untungnya kau tidak diberikan pengasuh."
"Aku punya."
"Benarkah?"
"Austun, dia bukan pengasuhku sih. Tapi Kaillos memberikan perintah agar aku dirawat sama seperti kau di rawat. Aku seratus tahun lebih, dan akan diperlakukan seperti anak kecil? Harga diriku benar-benar hilang." Rei tampak frustrasi, penyihir itu tampak tidak suka dengan keputusan dan kenyataan jika dia benar-benar anak kecil.
Padahal jadi anak kecil tidak seburuk itu. Lihat saja Ariastella yang bahagia-bahagia saja jadi anak kecil padahal umur aslinya dia sudah kepala dua.
"Itu artinya Ayah peduli padamu, dia bahkan sampai memperhatikan semua."
Wajah Rei mirip seperti sedang menatap sesuatu yang membuatnya jijik. "Hentikan itu." Penyihir itu menghela nafas.
Ariastella terkekeh. "Apa aku harus memanggilmu Kakak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWS (2) - Ariastella
FantasíaThe Another World Series (2) - Ariastella Cerita berdiri sendiri. Sebuah kutukan membuat setiap anggota kerajaan baru akan mendapatkan 'ciri khas' dari keturunan Raja saat umur keenam. Dia hanya gadis biasa yang katakan saja bereinkarnasi atau hi...