53.

729 119 6
                                    

Ia kira yang semalam itu hanya mimpi saja, tapi ternyata semua adalah kenyataan. Saat ia bangun, wajah Rei yang tertidur pulas adalah yang menyambutnya, agak mengagetkan karena ternyata apa yang ia kira mimpi adalah kenyataan.

Kali ini ia yakin Rei akan mengganggunya dengan ini.

Ariastella perlahan memindahkan tangan Rei, tapi ia tiba-tiba mengurungkan niatnya. Ini mungkin bisa dikatakan sebagai kenangan.

"Kenapa wajahmu sedih begitu?" Ariastella menoleh, dia menatap Rei yang menatapnya dengan mata sayu khas bangun tidur. Rei langsung berdiri dan menatap pada replika sihir pelindung yang ada di sekitar perkemahan. "Tidurlah lagi."

Ia tidak bisa melakukan itu. Hari ini rencananya sudah dimulai, dia tidak bisa menunggu lagi.

Ariastella menunduk, menatap kedua tangannya sebelum berdiri. "Sepertinya Austun membutuhkan bantuan, aku pergi kesana dulu."

Meraih jubahnya, Ariastella berjalan keluar dari tenda penyihir itu. Dia tidak menemukan Tigera, pasti kucing besar itu sudah berada di tempat lain.

Seperti bersama Ayahnya.

Ia menatap Tigera yang berjalan mengikuti Ayahnya. Sejak kapan kucing itu bangun dan mengikuti Ayahnya yang sedang berbicara pada Austun.

Tigera menjadi yang pertama menyadari keberadaan Ariastella, kucing besar itu langsung mendekat pada Ariastella.

"Kau tidak ada di kemah medis." Kaillos yang sedang membaca beberapa pesan melirik Ariastella yang berjalan mendekat.

Haruskah dia katakan ini? "Rei memintaku menemaninya di kemahnya."

Austun yang sedang menulis langsung mengangkat kepala sedangkan si pemimpin utama menoleh menoleh perlahan pada gadis bermata ungu itu.

Apa ada kesalahan? Ya, jawabannya memang terdengar seperti ia menemani Rei semalaman, padahal mereka hanya tidur saja.

Mereka tidur.

Tidur?

Ah, pasti itu terdengar seperti sesuatu yang lain. Itu kenapa reaksi orang-orang ini agak kaget. Ariastella meringis.

"Rei perlu memantau pelindung dan aku hanya membantu memantau itu juga." Ariastella tersenyum. Ayolah, percaya saja!

Austun tersenyum. "Tuan Putri telah bekerja keras."

Kenapa kata-kata itu terdengar ganjil di telinga Ariastella?

"Apa ada informasi tentang pasukan bantuan?" Itu suara Rei, tapi Ariastella tidak berniat menoleh apalagi setelah kesalahpahaman ini.

"Mereka akan tiba tidak lama lagi." Kaillos membalas sambil menatap Rei agak lama.

Rei menatap Kaillos. "Kenapa kau melihatku seakan-akan aku baru melakukan hal keji?" Rei menyipitkan matanya, Kaillos yang malah berbalik dan kembali membaca beberapa kertas yang ada di atas meja Austun. Rei kini melirik Ariastella tapi gadis itu juga tidak mau melihatnya. "Kenapa kalian berdua memberikan aura jika aku melakukan kesalahan?"

"Tidak. Biasa saja tuh." Ariastella berjalan menjauh lalu masuk ke tenda medis.

Wajah Rei benar-benar kebingungan tapi tidak ada yang menjelaskan padanya apa yang terjadi.

***

Menyelinap.

Itu salah satu rencana Ariastella untuk bisa keluar dan menjalankan rencananya. Masalahnya, pelindung.

Setelah memperhatikan, Rei sebagai penerima atau penolak sesuatu untuk masuk ke pelindung dapat mengenali semua, dalam artian jika dia keluar dari pelindung bisa jadi akan langsung ketahuan. Rencananya bisa kacau.

TAWS (2) - AriastellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang