Pagi-pagi sekali Ariastella sudah dibangunkan dan diminta untuk bersiap. Bahkan dia ketiduran saat rambutnya ditata tadi.
Sarapan pagi yang berupa roti dan beberapa buah-buahan menjadi sarapan Ariastella setelah rambutnya selesai ditata.
Sekarang dia sudah memakai pakaian yang kemarin ia pulih, gaun yang pas dibadannya. Sepatu yang menjadi pelengkap juga cocok, pilihan Loria sangat tepat.
Acara hari ini akan dimulai dengan pemberian mahkota yang sekaligus menjadi puncak acara yang dinanti oleh orang banyak.
"Heh, kau tampak berbeda."
Ariastella menatap Rei yang tidak sengaja ia temui diperjananan menuju ruang singgasana.
Rei dengan pakaian kesatria, yaitu pakaian yang khusus dipakai saat acara tertentu, rambut merah penyihir itu juga tersisir rapi.
Rei menyeringai. "Kau mirip dengan bunga."
Ariastella mengangguk. "Tentu saja aku memang cantik."
"Bunga bangkai."
Ariastella menendang kaki Rei yang ditahan oleh penyihir itu, bahkan Loria yang berada di belakang Ariastella kaget karena Ariastella yang tiba-tiba menendang Rei, padahal gaun yang dipakai gadis kecil itu cukup panjang.
Rei tertawa. "Untuk hari ini aku akan menganggap kau memang seorang Putri." Rei tersenyum. "Ayo, banyak orang yang sudah menunggu."
Rei berjalan, sedangkan Ariastella masih sedikit kesal dia menghela nafas sebelum berjalan menuju ruang singgasana.
Ruangan yang dulu pernah menjadi saksi, dimana dia hampir meregang nyawa. Ariastella agak bergindik, itu tidak akan terjadi lagi, kan?
Tangan Ariastella tiba-tiba terasa dingin saat dia mulai memasuki ruangan tersebut, semua mata tertuju padanya. Kursi-kursi yang ada di ruangan tersebut penuh oleh banyak orang yang terlihat penasaran.
Ariastella menghela nafas, dia mengangkat dagunya dan berjalan. Berusaha agar tidak melakukan sesuatu yang memalukan didepan semua orang.
Ariastella berhenti di titik yang telah ditandai agar dia berdiri nantinya, dia mengangkat kepala menatap Raja negeri ini yang duduk di singgasananya dengan Pamannya duduk disebelah kiri Ayahnya, tidak memakai mahkota hanya baju yang hampir sama dengan yang dipakai Rei hanya berbeda warna serta ornamen yang digunakan pada baju tersebut.
Raja Kaillos memakai pakaian yang paling berbeda, ada sebuah jubah di bahu Raja ketigabelas itu. Mata dingin yang menatap Ariastella sedikit berkilau.
"Hari ini adalah hari yang sangat spesial." Itu Austun, dia menjadi pembawa acara. "Hari ini Putri Mahkota dari Negeri ini telah diperkenalkan."
Penobatan yang dilakukan langsung oleh Raja, Ariastella duduk dengan lutut bertumpu pada sebuah bantal. Sedangkan Raja Kaillos meraih mahkota dengan bentuk yang sederhana namun elegan.
Penyerahan mahkota dan pembacaan gelar yang disambut meriah oleh semua orang yang berada di ruangan tersebut.
"Royal Princess of Cassiopeia, Ophelia Ariastella Clyfton Isonoe Cassiopeia."
Nama itu adalah namanya sekarang, nama dari Putri Mahkota Cassiopeia. Heh, keren juga namanya.
***
Mahkota itu ternyata menyiksa, bahkan bukan sekali mahkota itu hampir terjun bebas dari atas kepalanya.
Acara itu masih berlanjut, tapi berhubung Ariastella berbohong dan mengatakan dia kelelahan--sebenarnya fakta--dia akhirnya lepas dari keramaian pesta. Entah sudah berapa banyak orang yang datang padanya mengucapkan selamat, lalu memberikan hadiah. Rasanya semua wajah mereka sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAWS (2) - Ariastella
FantasyThe Another World Series (2) - Ariastella Cerita berdiri sendiri. Sebuah kutukan membuat setiap anggota kerajaan baru akan mendapatkan 'ciri khas' dari keturunan Raja saat umur keenam. Dia hanya gadis biasa yang katakan saja bereinkarnasi atau hi...