4

1.6K 197 127
                                    

Sumpah demi tuhan, gue kesal mendengarnya. Mingyu juga menunjukan wajah berseri layaknya tidak melakukan hal yang salah. Gue emang marah, tapi gak sampai ngomong panjang lebar.



Berhubung mood gue sudah jelek, Mingyu gue tinggalkan. Namun, ia masih saja mengikuti sampai ke depan kamar. Bahkan terus mengajak bicara.



Karna tidak mendapat respon apapun, ia meraih tangan gue begitu mau membuka pintu kamar.



"lo ada masalah, Bin? kenapa diem aja daritadi?"



"iya. Lo masalahnya"



Gue menepis tangan Mingyu. Nampak wajah terkejut melihat tindakan gue barusan. Jangan marah, siapa suruh melihat perempuan yang tengah mengganti pakaian tanpa izin?



Gue kembali mendorong pintu kamar. Tapi, lagi lagi Mingyu berusaha menghentikan. Kali ini ia tidak meraih tangan atau menahan pintunya, melainkan . . .



Menarik gue ke sudut ruangan dan mendekatkan tubuhnya.



"semua orang pernah bohong, kan?"

Mendengar suara Mingyu yang amat jelas karna tubuh kami sangat dekat berhasil membuat jantung gue berdegup kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar suara Mingyu yang amat jelas karna tubuh kami sangat dekat berhasil membuat jantung gue berdegup kencang.



Lalu ia tiba tiba tertawa kecil.



"ada 2 hal yang harus lo inget, Bin. Pertama, pastikan ucapan gue ialah sebuah lelucon atau benaran. Kedua, jangan lupakan hutang hutang lo sama gue, ya?"



Tepat setelah mengatakan hal tersebut, Mingyu mundur. Ia pergi meninggalkan gue sendirian di sudut ruangan yang sepi. Sepertinya, berurusan dengan Mingyu akan sulit.



Ngomong ngomong, pernyataannya barusan membuat gue berpikir bahwa alasan kenapa Mingyu melihat gue mengganti pakaian yaa karna gue punya hutang sama dia.



Makanya Mingyu gak pernah nagih semua uang yang ia berikan. Ternyata cara mengganti semua uang itu dengan mengikuti apa kemauannya.



Esok paginya ruang makan terasa sepi karna hanya ada beberapa mafia, seperti Jeonghan, Seungkwan dan Dino. Mereka juga fokus pada ponsel masing masing.



"Soobin, ayo berangkat!" teriak Scoups dari depan.



3 detik setelah gue duduk di dalam mobil, gue bertanya keberadaan Mingyu pada Scoups.



"oppa, Mingyu ada dimana? tumben gak keliatan"



"ia ada di kamar kok, katanya sih jangan ada yang masuk"

"ia ada di kamar kok, katanya sih jangan ada yang masuk"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang