𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]

63

Selama 2 bulan lamanya, berbagai media televisi Korea terus menampilkan kejadian kebakaran besar yang tak lain ialah rumah milik Irene bersama adik adiknya. Berita tersebut menarik perhatian masyarakat hingga menyebar ke beberapa negara.

Tentu para mafia mendengar beritanya. Mereka hanya duduk terdiam sambil menatap layar televisi. Tidak ada yang bergerak, bahkan bicara sekali pun. Bukannya tidak merasa bersalah, cukup berpura pura sedih saja.

Polisi setempat juga menjawab dengan jawaban yang sama ketika ditanyai apakah kebakarannya terjadi secara disengaja atau tidak, "sudah dibilang! Kejadian ini terjadi secara tidak sengaja! Tidak ada tanda tanda pembunuhan!"

Padahal hampir seluruh polisi tahu kalau kejadian sebesar ini tidak mungkin terjadi secara tidak sengaja. Mereka bungkam. Takut menyebut nama mafia di depan wartawan.

Kepopularitasan Wonwoo sebagai bos besar mafia terdengar menakutkan di telinga polisi. Mereka menyerah jika harus berurusan dengannya. Selagi tidak membahayakan satu negara, polisi masih menutupinya.

Seiring berjalannya waktu, kondisi The 8 semakin pulih. Perlahan tangannya sudah bisa mengangkat sesuatu walau masih gemetar.

Melihat perubahan tersebut berhasil membuat seluruh mafia lega. Mereka menjenguknya bersama. Jun yang terus setia menunggu di rumah sakit menjadi saksi hidup atas kesembuhan The 8. Wonwoo memberikannya waktu libur untuk kembali ke negara asalnya sebagai tanda terima kasih.

"The 8-ssi" panggil Mingyu.

The 8 mengubah pandangannya begitu Dino dan Vernon minggir. Kehadiran Mingyu bersama Soobin mengejutkannya.

"gomawo" Mingyu membungkuk.

Tepat saat itu juga, The 8 turun dari ranjangnya. Ia berjalan pelan menghampiri Mingyu sambil mengatakan "tidak, tidak. Jangan membungkuk"

Bagi Mingyu, satu peluru yang mengenai pundak kanannya menjadi penentu apakah hidupnya berlanjut atau berhenti. Jika saja The 8 tidak mengorbankan diri, ia mungkin akan tiada dan Soobin akan hidup dalam kesendirian.