𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]

47

Setelah sekian lama meninggalkan rumah, Soobin akhirnya merasakan kembali rasanya dipeluk oleh sang ibu. Kenyataannya ia tidak bisa menahan air mata. Begitu pula Mingyu yang ikut senang melihat keduanya berinteraksi tanpa ada masalah.

Dua teh disajikan bersama dengan makanan ringan lainnya. Ibu Soobin tidak tahu harus menyediakan apa lagi pada Mingyu karna ia nampak seperti orang kaya raya yang tidak bisa diberi makanan sembarang.

Namun, Mingyu tersenyum sambil bantu membawakan, "gak apa apa, tante. Justru saya yang ngerepotin"

Begitu ketiganya duduk bersama, Soobin menoleh kesana kemari. Ia mencari keberadaan pak Yoo alias ayahnya sendiri. Sedari tadi rumah nampak sepi. Biasanya pak Yoo suka duduk sambil membaca koran di teras.

"ma, papa kemana?"

Terlihat jelas perubahan raut wajah pada ibunya. Bagaimana Soobin tidak merasakan kejanggalan setelah melihat hal tersebut.

"papa . . ."

Bruk!

Baru saja mengucapkan sepatah kata, tiba tiba pintu kamar terbuka. Seseorang keluar dari sana, yakni adiknya Soobin. Keadaan makin mencurigakan begitu Jinhyuk menghampiri Soobin dengan wajah bengkak.

p.s Jinhyuk karakter fiksi, bukan idol atau aktor.

"k–kamu nangis kenapa?"

Jinhyuk mengeratkan pelukannya. Bahkan Mingyu hanya bisa diam, tidak melakukan apa apa. Selama kurang lebih 3 menit, akhirnya ia melepaskan.

Awalnya Soobin pikir Jinhyuk merindukannya, ternyata bukan. Ia menangisi hal lain.

"ceritakan pelan pelan, ada apa?" tanyanya.

Jinhyuk menatap sang kakak selama 5 detik. Perlahan ia menarik napas, lalu dengan kedua mata yang terpejam, Jinhyuk menjelaskan alasan mengapa ia menangis hingga jadi bengkak begini.

"papa ninggalin mama dan menikah sama perempuan lain"