Di sepanjang perjalanan menuju kamar, gue masih berharap sedikit ada salah satu mafia yang menghentikan. Entah siapapun itu, tidak harus Mingyu.
Nyatanya semua salah. Mereka lebih mempercayai Wendy yang disebut sebagai saudara Vernon. Bahkan saat gue menarik koper menuju gerbang, sama sekali tidak ada kata pamit.
Semenjak hari itu gue memutuskan untuk membayar semua hutang pada Mingyu dengan cara part time. Untungnya Nayeon punya rekomendasian salah satu toko buku yang lagi membutuhkan pekerja.
Karna mengambil pekerjaan tersebut, jadwal gue mulai padat. Jadi, lambat laun, perasaan sedih karna meninggalkan para mafia beserta Mingyu hilang begitu saja.
Gue terlalu sibuk.
Esok ujian akhir semester tiba, namun gue mendapat shift malam. Kenapa sih buka 24 jam padahal toko buku mulai sepi pada jam 8 malam.
"Soobin, gue pulang duluan ya" pamit Chaeryeong.
"iya, hati hati ya!"
Begitu Chaeryeong keluar dari toko, ponsel gue bergetar tiba tiba. Sebuah notif pesan masuk. Karna tidak bisa melihat dengan jelas, gue meraih kacamata dan memakainya.
Wendy
*send a photo.
bagaimana harimu, Soobin? kami tengah berpesta-!Foto?
"bajingan" bisik gue.
Selama ini gue gak pernah ketemu sama perempuan modelan Wendy. Dari luar ia nampak ramah. Nyatanya sama saja dengan Irene.
Setelah mematikan ponsel karna kesal dengan Wendy dan foto para mafia tengah bersenang-senang, tiba tiba sebuah buku jatuh di ujung sana.
Sekarang pukul 22.30. Terlalu seram kalau berjalan ke arah sana. Jadi, gue memutar lagu rock lewat speaker.
Sesampainya di sumber suara tadi, gue melihat buku ensiklopedia di lantai. Sontak gue mengambilnya, lalu menaruh di tempat asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]
Romancesequel Mafia - Wonwoo #6 - #svt #1 - #wonwoo #1 - #carat #1 - #vernon #1 - #joshua