12

1.3K 168 166
                                    

Irene menepis tangan Mingyu. Senyumnya nampak sekilas, menatap gue lalu Mingyu secara bergantian.




"saya gak yakin dia bakalan suka sama kamu" ujar Irene pada gue. Suaranya juga terdengar percaya diri.




Seketika Mingyu ikut tersenyum. Ia berjalan menghampiri gue. Setelah berdiri samping sampingan, tangan kanannya tiba tiba menggenggam tangan gue.




Mafia jangkung itu terkekeh.




"siapa bilang? kita udah tidur bareng kok"




Sontak gue menoleh ke arah Mingyu. Begitu pula Irene yang sedikit terkejut mendengarnya. Kenapa ia bicara terang terangan sih?!




"wow, benarkah?"

"wow, benarkah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mingyu, Mingyu. Kamu memilih gadis murahan"




Ucapan Irene barusan menusuk hati. Baru kali ini ada orang yang menyebut gue dengan sebutan paling kejam. Gadis murahan. Bahkan orang tua gue gak pernah sebut itu.




Sebelum bayangan istri Suho itu menghilang, Mingyu memanggilnya kembali.




"Irene!"




Irene membalikan badan.




"siap siap ya"




Karna tidak mengerti dengan apa yang baru saja diucap oleh Mingyu, Irene melanjutkan langkahnya. Tanda tanya besar malah muncul di pikiran gue. Siap siap untuk apaan?




Sesampainya di rumah, gue disidang Mingyu. Para mafia duduk rapi di kursi masing masing, sedangkan gue berdiri di tengah menjadi sorotan.




"Irene ngomong apa aja tadi?" tanya Hoshi.

"Irene ngomong apa aja tadi?" tanya Hoshi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"a–anu . . ."




Tok tok tok




Begitu mau menjelaskan, tiba tiba suara ketukan pintu membuyarkan suasana. Kini, semua melihat ke arah tenggara.




𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang