𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]

7

Suara hujan berhasil membangunkan gue di pagi hari. Pukul 06.30 pagi yang gelap. Bahkan saat berjalan di sepanjang lorong menuju ruang makan terasa seram.

Hari ini tidak ada siapa pun di meja makan. Hanya gue sendiri, menyantap sarapan sebelum berangkat sekolah. Para mafia termasuk Mingyu pergi ke pemakaman Jaehyun. Walau mahasiswa itu jahat, mereka masih mengubur mayatnya.

Suara Scoups yang mulai terdengar langsung gue hampiri. Sebentar lagi bel sekolah akan berbunyi.

"oppa, ayo . . ."

Baru mengucap 2 kata, gue berhenti begitu melihat Mingyu turun dari mobil tanpa memegang payung. Ia orang terakhir yang turun. Kedua matanya juga nampak sedikit bengkak.

". . . ayo kita berangkat"

Scoups membagi payungnya. Kami berjalan menuruni tangga bersama. Saat berpapasan dengan Mingyu, ia tidak menatap gue sama sekali. Rasanya menyayat hati.

Ketika pintu mobil dibukakan oleh Scoups, gue terdiam sebentar. Payung hitam yang ada di kursi langsung gue raih dan berlari mengejar Mingyu.

"Soobin, Soobin-a!" Scoups terkejut melihat gue pergi ke arah lain tanpa memakai payungnya.

"Mingyu!"

Panggilan gue berhasil membuat Mingyu berhenti, tapi tidak membalikan badan. Perlahan gue berjalan hingga kini berdiri di hadapannya.

Ia kacau. Kacau banget.

"Mingyu, gue minta maaf!" seru gue.

Nampak Mingyu terkejut. Payung yang gue bawa langsung diraih olehnya. Padahal hujan mengguyur kami berdua, tapi tanpa rasa takut tiba tiba mafia jangkung itu menunduk mendekat ke wajah gue.

Lalu

Cup.

Ia mengecup bibir gue.