𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]

39

Double Up (2/2)

Lebih seperti mimpi, kehadiran Soobin di sana mendapat banyak respon di luar dugaan dari para mafia. Apalagi Mingyu. Jangan tanya deh, ia langsung lari tanpa ingat dengan kejadian beberapa menit yang lalu.

"Soobin-a!!!"

Untuk yang kesekian kalinya, Soobin ditarik ke dalam pelukannya. Tidak peduli seberapa banyak orang melihat, intinya Soobin nampak baik baik saja.

Di satu sisi Eunwoo hanya bisa melihat keuwuan dua orang sampingnya. Ia sedikit menjauh, mencoba menahan segala rasa iri yang numpuk di hati.

"dasar bucin" ketusnya.

Mingyu nyeletuk, "iri bilang bos"

Eunwoo mendecak sambil menyilang kedua tangan di dada. Biasanya sih kalau ada orang yang ngatain 'dasar bucin' begitu, tandanya ia juga ingin merasakan hal yang sama alias iri bin sirik.

Ahh, cowok kayak Eunwoo mah gampang dapetin perempuan. Namun, mencari tipenya seperti Soobin itu yang susah. Hanya 1 di dunia dan milik Mingyu seorang.

Puk!

Eunwoo menoleh dengan cepat. Ia melihat Soobin memukul mukul pundak Mingyu terus menerus. Ada apa ini?

"Mingyu, sesak!" ternyata sesak.

Pemandangan macam apa ini? batin Eunwoo. Udah tahu badan Soobin kecil, si Mingyu malah meluknya kayak meluk guling. Apa gak gepeng tuh bocah.

Luka luka Dino sudah diobati. Kini, ia keluar dari ruang UGD. Seungkwan dan Vernon sontak berdiri, keduanya membantu Dino berjalan.

Dokter bilang sih tadi Dino bisa saja dirawat jika mau. Namun, ia menolak dengan alasan tidak mau memberatkan kakak kakaknya. Ia memang anak yang baik, tidak mau merepotkan orang lain.

Sebagai gantinya, Dino akan mendapat istirahat total di rumah. Mau tidak mau para mafia bergantian jaga, kecuali Mingyu. Sudah pada tahu kan alasannya?

Ya, ia menjaga Soobin di rumah sakit.

"kalau gitu, kita pamit ya"