19

1.2K 162 116
                                    

Pupil gue melebar. Tanda tanya besar disertai tanda seru muncul di kepala. Gue gak salah dengar kan? Apa katanya? Kencan?





Bahkan gue sampai memastikan lagi. Kesambet apa Mingyu ngajak kencan tiba tiba begini. Tapi, ngomong ngomong gue gak muna deh. Emang seneng diajak kencan begini.




"yaudah, tunggu sebentar biar gue ganti baju dul . . ." begitu baru mau menutup pintu, Mingyu memotong pembicaraan.




"gak perlu"

Ia menahan pintu menggunakan satu tangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia menahan pintu menggunakan satu tangan. Senyum kilasnya nampak, meninggalkan bekas dalam dalam diri. Mingyu tidak bicara banyak, ia langsung menarik tangan gue tanpa mengatakan ingin kencan kemana.




Begitu jarak kami hampir sampai pintu, justru mafia jangkung ini berbelok ke arah kanan. Ke arah dimana tangga terletak.




Sesaat gue bingung, namun rasa bingung itu hilang setelah gue mengetahui rencana kencan apa yang Mingyu maksud.




Kini, gue melihat dengan jelas sebuah jet pribadi.




"tunggu, Mingyu" gue menahan tangannya.




"kita mau kemana?"




































































































































"Berlin. Ayo, kita kencan disana"

 Ayo, kita kencan disana"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













































































































































𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang