𝗺𝗮𝗳𝗶𝗮 - 𝗺𝗶𝗻𝗴𝘆𝘂 [𝗘𝗡𝗗]

52

Tidak ada hari yang paling membahagiakan selain hari pernikahan Mingyu dan Soobin. Keduanya berjalan bersama menuruni tangga, diiringi sorakan para mafia. Berbagai kelopak bunga, mulai dari warna putih, kuning dan hijau ditebarkan ke atas. Bunga bunga tersebut menghiasi udara, bahkan menabrak kepala sepasang pengantin tersebut.

Mobil putih dengan hiasan bunga didepannya dihampiri. Mingyu membukakan pintu mobil sebelah kanam seraya tersenyum pada Soobin.

Setelah keduanya berada di dalam mobil, Mingyu mulai menancap gas. Kini, tak ada lagi para mafia atau seorang pun yang mengganggu dunia mereka.

Di sepanjang perjalanan Soobin dan Mingyu bernyanyi bersama. Suara tawa benar benar menghiasi hari setelah pernikahan selesai.

Lalu berhenti di sebuah rumah yang terletak di dekat sungai.

Rumah itu rumah mereka.

Baru saja keluar dari mobil, Soobin tiba tiba khawatir. Selama tinggal di rumah mafia yang sebelumnya, semua nampak sepi. Bagaimana jika suatu hal terjadi lalu tidak ada yang tahu?

Namun, Mingyu menenangkannya.

"mungkin buat beberapa saat rumahnya kelihatan sepi karna yang tinggal cuma kita berdua doang, tapi . . ."

". . . semuanya akan terlihat ramai setelah kita punya anak nanti"

Seketika Soobin tersenyum. Benar juga ya. Kalau punya anak nanti, rumah gak akan kelihatan sepi. Tapi, ia tidak ingin secepat itu punya anak.

Mingyu mengeratkan genggaman tangannya. Ia membawa masuk sang istri ke dalam sambil memperlihatkan seluruh ruangan.

Butuh sekitar 15 menit Mingyu baru selesai menunjukan semuanya. Bahkan Soobin langsung mengganti pakaian saking gerahnya.

Soal bulan madu yang dibahas Mingyu itu masih dipikirkan. Ia membutuhkan saran Soobin juga. Kalau langsung pesan tiket pesawat, takut perempuan itu akan tidak suka.