Rokok yang baru saja diinjak masih cukup panjang. Gue menghela napas dalam dalam sembari mengeluarkan sebatang rokok lagi, lalu menyalakan pemantiknya dan menghisap kembali.
Namun, Mingyu juga melakukan hal yang sama. Ia merebut, ikut menghisap, akhirnya diinjak. Sontak gue mendecak. 2 batang rokok terbuang sia sia. Saking kesalnya gue langsung pergi tanpa memedulikan ucapan menyesalnya.
"lo boleh menjauh dari gue asalkan jangan merokok, Soobin" ujar Mingyu begitu gue melewatinya.
Seketika tujuan awal menghilang. Gue berdiri tepat di sampingnya sekarang. Menaikan senyum tipis sambil menoleh ke arahnya.
"so, you still care about me?"
Mingyu membalas tatapan gue, "selalu. Gue akan selalu peduli sama lo, Bin"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue gak menduga ia akan menjawab seperti ini. Seketika hal yang mau gue ucapkan hilang begitu saja karna jawaban Mingyu yang membuat jantung gue berdegup kencang.
Karna hari semakin larut, gue kembali melangkah. Tidak peduli apakah Mingyu mengikuti dari belakang atau tidak, intinya gue gak mau jatuh ke lubang yang sama, yaitu cinta sepihak.
Sesampainya di rumah, gue langsung mengunci pintu. Jatuh ke lantai, menyandarkan diri pada pintu. Di satu sisi Mingyu berdiri tepat di depan rumah. Mungkin ia akan pergi dalam beberapa menit lagi.
Dugaan gue salah.
Nyatanya hingga pagi tiba, begitu gue keluar dari rumah untuk berangkat sekolah, Mingyu tertidur di kursi panjang dekat jendela.
Ia terlihat kedinginan. Hanya memakai kaus, bukan jas atau sweater. Meninggalkannya juga gak tega, tapi masa mau dibawa masuk ke dalam sih?
Ah, sudahlah!
"Mingyu, Mingyu" panggil gue.
Mingyu mengerang. Perlahan kedua matanya terbuka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.