HP | 01

165K 5.3K 163
                                    

❗️Hidden Pain udah aku publish lagi dengan versi terbaru, karena cerita ini aku revisi lagi. Versi terbarunya sangat berbeda dari versi yang pertama kali aku publish, diversi ini lebih rapi penulisannya. Ada beberapa tokoh juga yang aku hilangin, dan ada tokoh baru. Dan menurut aku ini udah yang terbaik, cuma kalo kalian kurang suka sama versi terbarunya ya gak papa, bisa langsung tinggalin lapak ini.

"Memiliki orang tua yang utuh, tidak menjamin kebahagiaan dan kesempurnaan hidup seseorang."

***

Seorang gadis menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan tatapan kosong. Meski hanya dengan dress biru muda selutut, serta make-up tipis, itu sudah membuat dia terlihat cantik saat ini. Maura Azalea Kamila, gadis 17 tahun dengan sejuta air mata dan penderitaan didalam hidupnya.

Setelah merasa penampilannya sudah rapi, Maura langsung bergegas keluar kamar. Berjalan dengan anggunnya menuruni satu persatu tangga di rumahnya, tak lupa juga untuk menampilkan senyuman manis yang selalu dia perlihatkan di depan orang-orang.

"Maura! How are you?"pekik seorang gadis yang kini sedang berlari menghampiri Maura.

Maura langsung membulatkan matanya terkejut begitu melihat gadis itu."Michel! Hai, i'm fine."

Michel, gadis itu pun langsung berhambur memeluk tubuh Maura."Gila! Kangen banget sumpah. Udah hampir 3 tahun lebih kita gak ketemu."

Maura terkekeh pelan sembari melepaskan pelukannya."Tiga tahun lalu kita ketemu, di pesta ulang tahun James,"ucap Maura seraya melirik laki-laki yang kini sudah berdiri di samping Michel.

James, laki-laki itu pun langsung menjabat tangan Maura."Tiga tahun gak liat lo serasa 10 tahun,"kekeh James membuat Maura dan Michel langsung terkekeh.

"Oh, ya, Kak Dara mana?"tanya Michel setelah tawanya reda.

Maura mengedikkan bahunya pelan."Gue baru turun, belom liat dia."

"Kayaknya di ruang makan, deh. Ayo ke sana,"lanjut Maura seraya berjalan menuju ruang makan yang sudah ramai diikuti James dan Michel.

Sesampainya di ruang makan Maura langsung duduk di salah satu kursi yang kosong, tepat di samping Andara Kamila - Kakak Maura. Meja makan benar-benar sudah penuh di kelilingi oleh keluarga besar mamanya.

"Liat Maura, dia udah sebesar ini? Cantik lagi,"puji Soya - Mama James.

Kini semua pasang mata pun langsung tertuju kepada Maura. Sedangkan gadis itu hanya tersenyum canggung dengan hati yang mulai resah karena dia tau apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Tapi Dara lebih cantik. Udah kuliah kan kamu?"timpal Alex - Papa James kepada Dara yang duduk di samping Maura.

Hal itu jelas saja membuat senyum Maura perlahan pudar karena yang dia takutkan sudah terjadi. Dia tau betul di setiap ada acara, di manapun dirinya berada. Maka semua orang akan berakhir dengan membanding-bandingkan dia dan kakaknya. Oleh karena itu, saat dirinya memutuskan untuk ikut hadir itu tandanya dia sudah siap menerima segala macam rasa sakit karena perkataan dari keluarga besarnya.

"Cantik lah, anak siapa dulu?"sahut Atika - Mama Maura, dengan bangga.

Dara hanya tertawa pelan, pujian seperti itu sudah sering dia dapatkan."Makasih, Om."

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang