HP | 03

46.8K 3.1K 84
                                    

DI PART INI MENGANDUNG BEBERAPA ADEGAN KEKERASAN! MOHON JANGAN DI TIRU, KARENA INI HANYA SEBUAH CERITA FIKSI!

Mohon kerjasamanya yagesya, kalo ada adegan kekerasan atau hal-hal buruk yang ada di cerita ini jangan di tiru. Kalian cukup membaca saja, buang hal buruknya dan ikuti hal positif nya🙏

"Mandiri ku bohong, bahagiaku hanya cerita, aku lemah, pundakku begitu banyak beban."

***

Pagi-pagi tadi Maura sudah harus ribut dengan mamanya, alasannya karena lagi-lagi dirinya disuruh mengalah dengan Dara. Dengan dirinya yang harus pergi ke sekolah menaiki taksi, sedangkan supirnya mengantarkan Dara ke kampus.

Sejak sampai di sekolahnya Maura hanya bungkam, karena moodnya sedang buruk. Sudah hampir 2 jam kelas mereka kosong, hal itu jelas saja membuat kelasnya menjadi sangat bising yang membuat moodnya semakin memburuk. Gadis itu meluruhkan bahunya saat tiba-tiba merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Apalagi kepalanya yang terasa seperti di lempar batu berkali-kali, nyut-nyutan.

"Bel, abis ini mapel apa?"tanya Maura kepada sahabatnya itu.

Bella mengerutkan keningnya, mencoba untuk mengingat-ingat kembali mapel setelah ini."Kalo gak salah Fisika,"gumam Bella.

Maura hanya mengangguk pelan seraya memejamkan matanya. Dia memijat pelipisnya pelan, guna menghilangkan sedikit rasa pusingnya."Gue izin ke uks, ya?"

"Lo sakit, ya?"tanya Bella khawatir. Pasalnya dari pagi Maura sudah terlihat pucat seperti tak memiliki gairah untuk hidup. Hari ini gadis itu juga lebih banyak diam. Alasan Bella tak menanyakan itu, karena dia tau saat seperti ini tandanya Maura sedang ada masalah di rumahnya.

Maura hanya mengangguk pelan, badannya benar-benar terasa sangat lemas."Gue cuma pusing sedikit."

"Mau gue anterin ke uks?"tawar Bella.

Maura langsung menggelengkan kepalanya."Gak usah, gue sendiri aja."Gadis itu langsung beranjak dari kursinya."Nanti kalo ada guru, izinin gue, ya."

Bella hanya mengangguk pelan, sedangkan Maura segera berjalan keluar kelas menuju ke uks. Maura meringis pelan saat tiba-tiba sebelah perutnya terasa sangat nyeri. Di sepanjang lorong yang gadis itu lewati sama sekali tidak ada orang, mungkin karena sekarang jamnya belajar sehingga dia tak bisa meminta tolong kepada siapapun untuk mengantarkan dirinya ke uks.

Karena rasa sakit yang terus menyerang area pinggangnya sampai ke perut. Maura memilih untuk menghentikan langkahnya, dan menyenderkan tubuhnya di dinding.

"Wow! Bolos, ya? Bagus ni gue aduin ke Tante Atika. Atau Bang Dion aja, ya."

Mendengar suara itu dengan spontan Maura langsung membalikkan tubuhnya."Salsa?"

Salsa tertawa pelan melihat wajah terkejut Maura."Kenapa, kok panik? Takut gue aduin ke Bang Dion?"

"Ck, lo apa-apaan, si! Gausah ikut campur. Beraninya ngadu-ngadu, cepu banget jadi orang,"kesal Maura sembari menahan rasa sakit di perutnya.

Salsa ini adalah anak dari adik mamanya Maura, yang itu artinya mereka sepupuan. Tetapi dari dulu Salsa terlihat sangat membenci dirinya, dia juga salah satu sumber kenapa Maura sering mendapat amukan dari Dion. Karena Salsa yang sering mengadu hal-hal jelek tentang dirinya yang bahkan tak pernah Maura lakukan.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang