"Yang aku takuti, sekarang sudah terjadi. Yaitu kecurigaan mereka karena kecerobohanku."Maura Azalea Kamila.
***
Tok tok tok
Maura yang sedang belajar harus menghentikan kegiatannya saat mendengar pintu kamarnya diketuk berkali-kali, karena merasa terganggu akhirnya Maura memilih untuk membukanya.
"Dara?"beo Maura saat ternyata Dara yang dari tadi mengetuk pintu.
"Mama nyuruh kamu turun, kayaknya ada yang mau di bicarain,"ucap Dara.
"Yaudah, nanti aku nyusul."
Mendengar jawaban Maura akhirnya Dara memilih untuk lebih dulu ke bawah, dia tau Maura pasti akan menyusul nantinya. Maura menghela nafas pelan lalu merapikan meja belajarnya, tadi setelah dari rumah sakit Maura langsung tidur karena kelelahan. Apalagi kepalanya sangat pening, banyak hal gila yang mengejutkan Maura hari ini.
Setelah meja belajarnya rapi, Maura langsung bergegas turun menemui mamanya di ruang tamu. Gadis itu langsung duduk di salah satu sofa yang kosong, di sini sudah ada mamanya, Dion, Dara dan Damas. Hanya papanya yang tak ada, karena sedang berada di luar kota.
"Ra, kamu sebenarnya akhir-akhir ini sering kemana? Dion bilang sering mergokin kamu pulang sampe jam 9 malem,"tanya Atika menatap Maura tajam tanpa basa-basi.
"Paling ngelayap,"cletuk Dion sinis.
Cukup lama Maura terdiam, dia sedikit terkejut saat mendengar itu. Dia pikir selama ini mereka diam karena sudah tak mempedulikan apapun yang Maura lakukan tapi ternyata?
"Abang juga liat buku tabungan kamu, dan bulan ini kamu bener-bener ngeluarin uang cukup banyak. Buat apa?"tanya Damas yang sedari tadi hanya diam. Dia benar-benar curiga melihat gelagat aneh Maura.
Lagi-lagi Maura di kejutkan dengan ucapan Damas. Gadis itu merutuki kebodohannya sendiri karena sudah ceroboh. Memang akhir-akhir ini dia lebih sering menggunakan uang tabungannya, karena gaji dari kerjanya tak cukup."Maura akhir-akhir ini lagi banyak iuran di sekolah,"jawab Maura pada akhirnya. Lebih baik berbohong, karena jika berkata jujur akan semakin memperburuk keadaan.
"Sampe jutaan?"tanya Damas tak percaya.
"Ya, itu kan karena bulan ini juga Maura sering pulang pergi pake taksi. Jadi sedikit boros, Bang."
"Palingan kalo malam ke club, dia kan sekarang kalo pulang sekolah di atas jam 8 malam terus. Didiemin semakin ngelunjak,"cerca Dion.
"Bener kamu ke club?"tanya Atika.
Maura langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat."Enggak. Maura gak pernah ke club!"
Dion menatap Maura dengan malas."Terus ngapain, Ra? Jangan suka bohong kenapa, si!"
"Maura cuma main. Maura bosen di rumah, di kekang terus,"alibi Maura.
"Main sampe malem? Kamu cewek, Ra!"murka Damas tak mengerti dengan sikap Maura. Pasalnya sudah ada dua minggu lebih ketika dia pulang dari kantor, tak mendapati Maura di rumah.
"Maaf, tapi kalo gak gitu Maura gak punya waktu."
"Ck, maaf aja terus tapi masih jadi pembangkang,"sindir Dion.
"Ck, lagian Maura udah dewasa. Hal kaya gitu wajar, kan? Bahkan dulu Dara masih kelas 10 aja pulang sekolah langsung main sampe jam 10 malam lebih, kan?"ujar Maura.
"Kamu beda sama dia. Dara itu pintar, selalu bisa bikin Mama bangga makanya dia bebas. Sedangkan kamu? Bahkan kamu gak punya prestasi apa-apa, lalu apa yang bisa kamu lakuin biar bisa bikin Mama bangga?"ucap Atika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Pain
Teen FictionDari sekian banyaknya rasa sakit, kenapa dari keluarga yang paling mengesankan rasa sakitnya. *** #Highest Rank 3 in Brokenhome [26Sep2021] #Highest Rank 1 in Anaksma [10Okto2021] #Highest Rank 3 in Brokenhome[23Okto2021] #Highest Rank 2 in Brokenho...