HP | 19

30.2K 2.1K 25
                                    

"Kepergianmu membuat aku sadar, bahwa sebenarnya aku tak pernah benar-benar menginginkan kamu pergi."Rendra Aditama.

***

Rendra terus menatap lurus ke depan dari balkon markasnya, akhir-akhir ini dia seperti orang gila. Sudah beberapa minggu ini Maura benar-benar menjauhinya, dia hanya bingung dengan dirinya sendiri.

Pasalnya yang meminta Maura untuk berhenti menyukainya adalah dirinya sendiri, tetapi mengapa ketika gadis itu benar-benar menjauhinya rasanya kosong, merasa ada yang hilang.

"Mau sampai kapan lo kaya gini, Ren? Gak takut Maura bakal pergi kalo lo cuekin?"tanya Marvel yang kini sudah berdiri di sampingnya.

"Dia udah pergi, gue yang minta,"ujar Rendra.

"Ini alasan lo beberapa hari ini kaya orang gila?"

Rendra hanya bisa mengangguk lemah, dia sendiri tak tau dengan perasaannya. Apakah sebenarnya dia juga jatuh cinta kepada Maura?

"Gue yang minta dia buat berhenti suka sama gue, tapi gue ngerasa kosong sekarang. Karena Maura bener-bener udah gak ngejar gue,"ungkap Rendra dengan wajah frustasinya.

Marvel menatap Rendra dengan nyalang, dia tak tega melihat sahabatnya seperti orang gila akhir-akhir ini. Seakan-akan tak memiliki semangat hidup.

"Gue tau, sebenernya lo suka sama dia,"ucap Marvel.

"Gue gak tau."

"Terus kedepannya lo mau gimana?"tanya Marvel.

"Gue bakal pastiin perasaan gue dulu. Kalo nyatanya gue jatuh cinta sama dia, gue gak bisa lagi diem kaya orang bego,"ucap Rendra.

Marvel terkekeh pelan lalu menepuk pundak Rendra dua kali."Gue yakin lo pasti bisa, Ren."

Rendra hanya mengangguk pelan, dia ragu dengan perasaannya sendiri. Karena jujur selama beberapa tahun Maura mengejar-ngejar dirinya, rasanya Rendra senang. Hanya saja dia terlalu munafik untuk mengakui bahwa sebenernya mungkin sekarang dia juga sudah jatuh cinta kepada Maura.

Nyatanya saat Maura berhenti mengganggunya, berhenti bilang jika dia menyukai Rendra. Laki-laki itu merasa ada yang hilang, rasanya kosong.

*****

{Kantin}

Maura terus mengaduk-aduk makanannya tak karuan,dari tadi tatapannya kosong. Tubuhnya ada di sini, tetapi pikirannya terus berkelana.

"Ra, mau sampai kapan lo aduk-aduk tu makanan?"tegur Bella.

Maura menolehkan kepalanya menatap Bella sejenak sebelum pada akhirnya memandang makanannya yang sudah mengenaskan.

"Gue gak laper."Maura meletakan sendok yang sedari tadi dia genggam.

"Lo kalo ada masalah cerita. Jangan di pendem sendiri gak baik."Bella menatap Maura dalam. Dia tau sepertinya akhir-akhir ini Maura sedang banyak masalah.

Maura menghela nafas berat, bukannya tak percaya dengan Bella. Hanya saja Maura tidak ingin membebani orang lain dengan menceritakan masalah yang dia miliki.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang