HP | 28

28.8K 2.1K 43
                                    

DI PART INI MENGANDUNG BEBERAPA ADEGAN KEKERASAN! MOHON JANGAN DI TIRU, KARENA INI HANYA SEBUAH CERITA FIKSI!

Mohon kerjasamanya yagesya, kalo ada adegan kekerasan atau hal-hal buruk yang ada di cerita ini jangan di tiru. Kalian cukup membaca saja, buang hal buruknya dan ikuti hal positif nya🙏


"Nahan diri buat gak benci sama keluarga sendiri, is another level of bicth."

***

[00:15]

Maura yang sedang tidur di kejutkan dengan tarikan kasar di tangannya sehingga tubuhnya langsung terduduk. Tadi dia memutuskan untuk mandi setelah merenungi kejadian di pesta lalu tidur.

Mata Maura membulat saat sadar orang yang menarik tangannya adalah Dion, laki-laki itu masih mengenakan pakaian tadi sewaktu pesta. Atau mungkin pestanya baru selesai?

Lalu penglihatannya turun ke tangan Dion yang sedang menggenggam sabuk pinggang, tapi itu beda bukan sabuk seperti biasanya. Sepertinya jika di lihat-lihat ini lebih sakit jika di pukulkan ke punggungnya.

"Bangun,"titah Dion terdengar tajam.

Maura dengan takut-takut segera turun dari ranjang, keringat dingin mulai membasahi tangannya. Kini dia sudah berdiri di hadapan Dion, Maura takut Dion kembali menyiksanya karena tadi hampir meru....

Plak

Maura meringis pelan saat tiba-tiba Dion memukulkan pengait pinggang itu di pahanya membuat tubuh Maura langsung terduduk ke lantai karena kerasnya pukulan itu. Maura benar-benar tak siap sehingga tubuhnya langsung limbung ke lantai.

Dion menyunggingkan sudut bibirnya."Jangan harap malam ini kamu bisa tidur,"gumam laki-laki itu lalu kembali memukul Maura. Kali ini di punggung belakang gadis itu, cukup kuat sehingga dia bisa melihat kening Maura yang berkerut karena menahan sakit.

Dengan kasar dia menarik tangan Maura agar menjauh sedikit dari ranjang, lalu memaksa gadis itu untuk berdiri. Maura dengan tubuh sedikit bergetar memaksakan untuk berdiri, nyawanya belum terkumpul sepenuhnya karena terbangun tiba-tiba. Lalu mendapat pukulan berkali-kali dari Dion membuat tubuhnya lemah, karena belum benar-benar siap.

Plak

Gadis itu memejamkan matanya saat lagi-lagi Dion memukul punggung belakanganya. Dia menggigit bibir bawahnya menahan rasa perih di paha dan punggungnya. Kali ini Dion sepertinya benar-benar marah, pukulannya sangat kuat melebihi dari biasanya.

Dion mendorong bahu Maura membuat gadis itu kembali terduduk di lantai, lalu laki-laki itu memutari tubuh Maura dengan seringaian menyeramkan. Matanya terarah ke lengan Maura yang tertutup baju tidur panjang.

Plak

Sabuk pinggang itu kembali mendarat kali ini tepat di lengan kanan Maura, lalu tatapannya beralih ke lengan kiri Maura dan....

Plak

Laki-laki itu semakin melebarkan senyumannya saat berhasil memukul lengan kiri Maura. Dia lantas menekuk lututnya di hadapan Maura, mencengkram dagu gadis itu dengan kasar.

"Nangis, bilang sakit, bilang ampun, bilang minta maaf, kalo mau Abang berhenti mukulin kamu malam ini,"titah Dion lalu menghempaskan dagu Maura. Laki-laki itu kembali berdiri, menunggu Maura menangis dan memohon ampun kepadanya.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang