HP | 44

29K 1.7K 38
                                    

Maura menghela nafas pelan lalu segera bangkit dari kursinya, berjalan keluar kelas dengan tas yang sudah bertenggar di punggungnya. Hari ini akan seperti hari-hari sebelumnya Maura akan kembali kerja.

Drtt drttt

Maura buru-buru mengambil ponselnya dari dalam tas melihat siapa yang mengirimkan dirinya pesan.

Rendra: Udah pulang?
Rendra: Kalo belom aku anter, mumpung masih di markas.

Maura: Aku udah pulang, mau tidur dulu.

Setelah membalas pesan Rendra Maura langsung kembali mematikan ponselnya. Dia akan semakin membohongi banyak orang mulai saat ini, karena itu demi kebaikan semuanya.

Setelah kejadian beberapa hari lalu di halaman belakang sekolah, kini Maura dan Rendra sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

Maura menghentikan taksi yang lewat lalu segera pergi ke tempatnya bekerja.

{21:55}

Maura baru saja selesai kerja, gadis itu sedang duduk di halte dekat tempatnya kerja untuk menunggu taksi dan segera pulang.

Dia membuka ponselnya, karena dari tadi sama sekali tak memainkan benda pipih itu. Cafe tempat Maura kerja benar-benar ramai hari ini, bahkan tubuhnya terasa remuk redam sekarang.

Maura membulatkan matanya terkejut saat ada beberapa panggilan tak terjawab dari mamanya, Dion dan Rendra. Dia juga kaget melihat pesan Rendra yang beruntun di aplikasi chatnya.

Rendra: Bangun udah malem.
Rendra: Sayang? Belom bangun juga?
Rendra: Ra, kemana si?
Rendra: Kamu marah? Aku ke rumah ya?
Rendra: Sayang? Yaudah kalo masih tidur.

Maura menghela nafas lega saat membaca pesan terakhir Rendra dia mulai mengetik sesuatu sebelum akhirnya masuk ke dalam taksi dan segera pulang.

Maura: Maaf, aku baru bangun:)

Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam lebih, Maura kini sudah berdiri di depan pintu rumahnya. Gadis itu meringis pelan saat melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 22:25.

Dengan keberanian yang sudah dia kumpulkan Maura memegang gagang pintunya hendak membukanya, tetapi betapa terkejutnya Maura saat pintu telah terbuka lebih dahulu dari dalam.

"Dari mana kamu?"tanya Atika pelan namun terdengar tajam.

"Maura da-dari rumah Bella, ma,"alibi Maura seraya menundukkan kepalanya.

Atika menghela nafas kasar mendengar alasan anaknya yang selalu sama."Masuk, kali ini mama percaya sama kamu. Tapi kalo kaya gitu terus mama gak akan segan-segan ngasih kamu hukuman,"ancam Atika.

"Masuk ke kamar, sebelum abang kamu tau. Dan kalo dia tau kamu bakal di abisin sama Dion,"lanjut Atika terdengar tajam.

Setelah mengecup tangan mamanya Maura langsung buru-buru masuk ke dalam kamarnya. Dia menghela nafas lega karena hari ini lolos tanpa harus menerima tamparan dari mama atau Dion.

*****

Plak!

"INI APA?!"Dion dengan kasar melemparkan beberapa foto kepada Maura.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang