"Untuk diriku sendiri. Maaf untuk malam-malam panjang dengan mata yang sulit tertidur, kepala yang sakit, lelah pikiran, sakit hati yang di paksa bungkam, sakit fisik yang susah di terima. Terima kasih sudah bekerjasama dengan selalu terlihat baik-baik saja dan bahagia di depan semua orang."
***
{23:35}
Hari sudah sangat larut malam, tetapi Maura masih berdiam diri di tempatnya. Duduk di pinggiran kolam dengan kedua kaki yang di tenggelamkan, entahlah dia sangat suka dengan susana malam yang gelap, sunyi dan angin malam yang menerpa wajahnya seperti ini.
Maura berkali-kali menghembuskan nafas berat. Terkadang Maura merasa tubuhnya benar-benar lelah, apalagi dia sering bekerja. Karena pagi dia sekolah lalu pulang sekolah dia akan langsung kerja sampai jam 8 malam. Dan setelah pulang kerja Maura akan belajar sampai larut.
Terkadang Maura benar-benar capek, rasanya ingin berhenti kerja. Tetapi dia masih harus mencari tambahan uang untuk biaya berobat, karena jika hanya mengandalkan atmnya maka bisa-bisa keluarganya akan semakin curiga.
"Capek banget,"gumam Maura seraya memijat lengannya dengan pelan.
Maura menggunakan kedua tangannya untuk menyangga tubuhnya dengan meletakkan di belakangnya. Angin-angin malam yang mulai berhembusan menerpa wajahnya membuat Maura semakin terlalut dengan pikirannya.
Tatapan Maura lagi-lagi kosong, matanya mulai berkaca-kaca. Entahlah Maura setiap malam hanya ingin menangis setelah sepanjang hari dari pagi sampai menjelang malam memasang topengnya.
Dia selalu menyembunyikan semua kesedihannya di balik topeng. Maura selalu tertawa dan tersenyum di depan semua orang. Bersikap seolah-olah selalu baik-baik saja dan bahagia, padahal sebenarnya adalah sebaliknya.
Karena pada kenyataannya Maura juga seorang manusia. Dia yang selalu menghibur orang, menjadi tempat orang-orang untuk bercerita ketika memiliki masalah, dan tentunya selalu berusaha menjadi pendengar yang baik. Karena dia tau bagaimana rasanya ketika sedang hancur tetapi tidak memiliki pendengar ataupun orang yang mau mengerti kondisi kita.
Di balik itu semua Maura adalah sosok yang sering menangis ketika malam, jam tidur tak teratur bahkan sering tidur di atas jam 12 malam, dia yang selalu menyakiti dirinya sendiri untuk melampiaskan semuanya. Dia yang sering depresi dan setres, dia yang selalu mendapat kekerasan dari Abangnya.
Maura yang selalu diam saat seharusnya dia menangis karena di jadikan pelampiasan kemarahan Dion dengan kekerasan. Dia yang selalu diam di saat seharusnya bisa menjelaskan alasan mengapa dia berbuat salah. Dia yang selalu diam saat mendapatkan rasa sakit yang di timbulkan keluarganya sendiri.
Tetapi tidak ada satupun orang yang tau kebenaran tentang sosok Maura. Yang orang lain tau Maura adalah gadis ceria yang hidupnya selalu bahagia, bahkan keluarganya pun tak tau seperti apa Maura yang sesungguhnya.
Maura adalah gadis yang memiliki dua kepribadian. Akan menjadi orang yang paling bahagia tanpa beban di depan semua orang. Dan menjadi orang paling menderita di dalam keluarganya.
"Dasar bego, ngapain pura-pura kuat di depan mereka? Seharusnya lo nangis saat Bang Dion mukulin lo, seharusnya lo nangis saat Mama banding-bandingin lo sama Dara. Seharusnya lo jelasin alasan saat lo membuat kesalahan,"ucap Maura kepada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Pain
Teen FictionDari sekian banyaknya rasa sakit, kenapa dari keluarga yang paling mengesankan rasa sakitnya. *** #Highest Rank 3 in Brokenhome [26Sep2021] #Highest Rank 1 in Anaksma [10Okto2021] #Highest Rank 3 in Brokenhome[23Okto2021] #Highest Rank 2 in Brokenho...