HP | 35

28K 1.8K 50
                                    

Aku minta maaf kalo nanti ada kesalahan tentang penyakit mental itu, karena aku bukan psikiater jadi gak tau detailnya🙏

"Satu-satunya hal yang lebih melelahkan daripada memiliki penyakit mental adalah berpura-pura tidak memilikinya."

***

"Ra, aku cuma minjem kenapa gak boleh, si?"tanya Dara.

"Gak, kalo aku bilang gak ya gak! Lagian kamu juga punya sendiri kan?"

"Punya aku lagi lobet, minjam dulu,"Dara mencoba untuk meraih laptop yang ada di tangan Maura tetapi tak bisa.

"Kamu kenapa si gak mau berbagi sama aku? Kenapa gak mau ngalah? Aku cuma pinjem aja gak boleh. Kamu tu selalu gak mau ngalah sama aku,"ungkap Dara.

"Ngalah kamu bilang? Apa selama ini belom cukup?"sinis Maura menatap Dara dengan tajam.

"Kamu kenapa si? Aku cuma mau minjem kok. Gak seharusnya kamu kaya gitu ke aku, emang kamu tu egois gak mau berbagi,"cerca Dara.

Plak!

"KAMU YANG GAK MAU BERBAGI! APA SELAMA INI KURANG? SEMUA YANG AKU PUNYA UDAH AKU RELAIN BUAT KAMU, BAHKAN KAMU YANG NGAMBIL SEMUANYA!"

"KAMU TAU GIMANA MENDERITANYA AKU? KAMU YANG GAK MAU BERBAGI. SEMUA PERHATIAN DAN KASIH SAYANG MAMA KAMU AMBIL! AKU GAK PERNAH DAPETIN ITU DAR!"

"Apa aku masih pantas di bilang egois gak mau ngalah? Kamu tau selama ini aku udah cukup menderita karena kekasaran Bang Dion dan Mama? Aku selalu jadi imbas kalo kita berantem, kalo kamu kenapa-napa aku yang selalu di salahin. Kamu tau gimana capeknya dan sedihnya jadi aku? Aku capek Dar selalu di bandingin sama kamu!"

"JADI BERHENTI BILANG AKU EGOIS DAN GAK MAU NGALAH! SELAMA INI AKU UDAH CUKUP NGALAH SAMA KAMU, BAHKAN KASIH SAYANG KELUARGA AJA AKU RELAIN SEMUA BUAT KAMU! AKU RELA JADI ANAK YANG KURANG KASIH SAYANG KARENA KAMU. SEMUANYA UDAH KAMU AMBIL DARI AKU, TINGGAL NYAWA AKU AJA YANG BELOM KAMU AMBIL!"bentak Maura dengan emosi yang sudah berapi-api.

"MAURA! APA-APAAN SI!"

Plak!

"KAMU PIKIR BAGUS BENTAK-BENTAK KAKAK KAMU KAYA GITU?"murka Atika setelah menampar Maura. Tadi dia sedang berada di kamar, tetapi saat mendengar keributan di luar langsung keluar.

"Kenapa si, Ma?"tanya Dion yang baru tiba.

"Gak tau Maura tau-tau bentak-bentak Dara,"jawab Atika masih menatap Maura tajam.

"Tanya Dara, dia yang selalu buat aku emosi,"ujar Maura menatap Dara yang lagi-lagi hanya menundukkan kepalanya.

Maura sangat membenci Dara yang seperti itu. Setiap bertengkar ketika orang tuanya datang gadis itu hanya akan menundukkan kepalanya seakan-akan ingin membuat Maura terlihat salah di pertengkaran yang terjadi.

"Kamu gak capek kerjaannya bikin masalah?"tanya Dion tajam.

"Bukan aku yang cari masalah, sa---"

"Kamu salah Ra, jangan nyalahin orang lain, mau sam---"

"AKU GAK SALAH! KENAPA SELALU AKU SIH YANG DI SALAHIN? DARA JUGA BERHAK DI SALAHIN KARENA DIA YA---"

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang