HP | 20

32.5K 2.2K 47
                                    

"Lekas sembuh untuk diri sendiri, agar bisa kembali menipu semua orang dengan selalu terlihat baik-baik saja."

***

Suara ambulance menggema di jalanan, Melodi yang ada di dalam mobil itu pun sedang di landa panik melihat Maura tak sadarkan diri.

Kini dia sedang membersihkan darah yang mengalir dari hidung Maura, sampai akhirnya ambulance yang dia tumpangi berhenti di depan rumah sakit. Beberapa perawat dengan sigap langsung menurunkan Tandu Emergency dari ambulance lalu segera mendorongnya memasuki rumah sakit untuk membawa pasien ke UGD.

Melodi segera memakai jas kerjanya lalu dengan buru-buru menuju ke ruang UGD untuk segera menangani Maura.

Jadi tadi mereka berdua sedang berada di cafe, karena Melodi ingin mengajak Maura untuk jalan-jalan berhubung ini hari minggu. Tetapi tiba-tiba Maura pendarahan dari hidung sampai akhirnya gadis itu tak sadarkah diri dan Melodi langsung menelfon ambulance.

Bahkan mungkin sekarang baru pukul 10 pagi lebih, Melodi benar-benar panik melihat kondisi Maura saat ini.

{15:55}

Maura mengerjapkan matanya berkali-kali lalu mulai membukanya dengan perlahan, pemandangan pertama yang dia liat adalah sebuah ruangan berbau obat-obatan yang sangat menyengat, dengan dekorasi serba putih. Seketika Maura tau di mana kini dirinya berada, terbaring di brankar rumah sakit.

Ceklek

Suara pintu ruangan terbuka menampakkan Melodi yang sedang berjalan menghampiri brankar Maura dengan nampan berisi makanan dan obat di tangannya.

"Kamu udah sadar?"tanya Melodi seraya duduk di kursi yang terletak di samping brankar Maura.

Kini Maura memang sudah di pindahkan ke ruang rawat, tangannya di infus dengan cairan Dekstran karena tadi Maura kehilangan banyak darah.

*Dekstran merupakan jenis cairan koloid yang mengandung polimer glukosa. Dekstran dapat digunakan untuk memulihkan kondisi kehilangan darah. Selain itu, dekstran juga digunakan untuk mencegah terjadinya tromboemboli setelah operasi.

Maura mengangguk lemah, dia tak tau apa yang terjadi. Yang dia ingat tadi sedang berada di cafe dengan Melodi.

"Kenapa bisa di sini?"tanya Maura dengan suara lemahnya.

"Tadi kamu mimisan, terus pingsan makanya aku bawa ke sini. Dan itu semua terjadi karena kamu kelelahan Ra, kamu bener-bener kerja sepulang sekolah?"

Maura menghela nafas pelan, lalu menatap langit-langit ruangannya."Iya, itu satu-satunya cara biar aku bisa tetep cuci darah Kak."

"Ck, kenapa gak bilang ke orang tua kamu aja si Ra? Biar mereka juga bisa bantu bayar pengobatan kamu, bahkan kamu bisa lebih ringan. Gak kaya gini, ini terlalu berat buat kamu hadapin sendirian,"tegur Melodi menatap Maura khawatir."Kamu juga gak mau nerima bantuan aku buat bantu bayar biaya cuci darah kamu,"lanjutnya dengan wajah lesu.

Maura tersenyum kecut, lalu menatap Melodi dengan wajah lesunya."Mereka gak akan peduli sama kondisi aku Kak, dan alasan aku gak nerima bantuan Kakak karena aku gak mau nyusahin ataupun ngerepotin Kakak,"jawab Maura.

"Tapi kamu gak boleh kelelahan Ra, kamu tau gara-gara banyaknya darah yang keluar tadi dari hidung kamu. Kamu sampe kekurangan darah, dan kemungkinan harus di rawat sampai 2 hari biar kondisi kamu membaik,"ujar Melodi.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang