HP | 54

60.1K 2.4K 115
                                    

Tepat saat ini jasad Maura selesai untuk di makamkan, dan sekarang semuanya masih diam berdiri memandang gundukan tanah yang masih basah yang bertuliskan nama Maura Azalea Kamila di nisannya.

"Ma, udah, ya. Ikhlasin, biar Maura tenang,"ujar Bayu membuat Atika mengangguk walaupun masih ada sedikit rasa belum ikhlas di hatinya. Tubuhnya yang lemas di topang oleh suaminya.

"Ayo kita pulang, udah sore,"ajak Bayu. Akhirnya Atika dan Bayu memilih pulang terlebih dahulu.

Dara dan Dion masih berjongkok di hadapan makam Maura. Semalam setelah jenazah Maura di bawa pulang, Dion sama sekali tak keluar kamar. Lelaki itu terus menyalahkan dirinya sendiri. Terus membodoh-bodohkan dirinya sendiri karena perlakuannya selama ini kepada Maura. Dia benar-benar merasa sangat berdosa karena diam-diam sering menyiksa Maura.

Dion menatap makam Maura dengan sendu. Di dalam hari dia terus mengungkapkan kata maaf, berharap Maura mendengar lalu akan memaafkan dirinya. Sudut mata Dion sudah berair sejak tadi. Rasa penyesalan itu sangat menghantuinya. Dion merasa menjadi abang paling kejam di dunia. Setelah cukup lama berdiam diri, akhirnya Dara dan Dion memutuskan untuk pulang.

Kini hanya tersisa Rendra, Bella dan teman-teman Maura yang masih di makam gadis itu. Mereka semua juga berduka dan merasa kehilangan atas kepergian Maura. Maura yang selalu mereka lihat tampail bahagia, ceria ternyata juga gadis yang menyimpan banyak hal tak terduga termasuk penyakit yang menbuat Maura meregang nyawa.

Rendra mengusap sudut matanya yang mulai berair."Hai cantik, selamat kamu wanita terhebat yang pernah aku temuin. Kamu udah gak sakit kan sekarang? Aku bakal berusaha buat ikhlasin kamu, walaupun agak kecewa. Kita belum sempet hidup bareng-bareng seperti yang aku rencanain, tapi kamu udah pergi. Kalo dengan pergi kamu bisa bahagia, aku iklhas. Kamu udah gak akan ngerasain sakit dan kerasnya dunia lagi. I love you, Ra! Kamu cinta pertama aku dan aku janji, gak akan ada satupun orang yang aku izinin buat gantiin posisi kamu di hati aku."

Rendra benar-benar hancur sekarang, nenek Maura baru mengabari Rendra tadi pagi yang membuat laki-laki itu benar-benar shock. Dia sempat tak percaya, sampai saat sudah tiba di rumah gadis itu dan langsung melihat tubuh Maura yang sudah di bungkus kain kafan. Saat itulah dia merasa dunianya berhenti. Cinta pertamanya sudah pergi buat selama-lamanya, padahal mereka belum sempat hidup bersama membangun rumah tangga seperti cita-cita Rendra dulu.

Kini giliran Bella. Mata gadis itu benar-benar sudah bengkak. Semalam setelah di kabari Dara, Bella langsung berlari ke rumah sahabatnya itu. Dan dia benar-benar menyesal karena tidak menggunakan waktu yang ada untuk menghabiskannya bersama Maura. Dan bodohnya dia tidak menyadari perubahan tubuh Maura yang semakin kecil dan ternyata sahabatnya itu sakit parah sampai harus merenggut nyawa seperti ini.

"Gue udah ikhlas, Ra. Tapi gue gak akan pernah lupain lo. Gue sayang banget sama lo Maura. Lo sahabat gue yang bakal selalu gue inget, Ra. I love you, sayang banget sama lo,"ungkap Bella dengan suara bergetar. Dia ingin menangis rasanya, namun usapan seseorang di lengannya membuat dia mengurungkan niatnya.

"Kita pulang, ya? Percaya Maura udah tenang disana,"ucap Zelia yang merupakan teman sekelas Maura.

Setelah itu mereka semua memutuskan untuk pergi meninggalkan makam Maura. Memang perpisahan yang paling menyakitkan adalah di pisahkan dengan kematian.

Maura sudah benar-benar pergi, walaupun ada satu misinya yang belum sempat di wujudkan. Yaitu menjadi juara pertama di sekolah di hari kelulusan agar keluarganya bangga. Perjuangannya selama ini mati-matian belajar, ternyata hanya sia-sia.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang