HP | 47

30.7K 2K 44
                                    

Gaes, aku tekanin! Ini cuma cerita fiksi jadi kalo ada kejahatan orang tua atau hal-hal yang diluar nalar harap di maklumi. SEKALI LAGI AKU TEKANIN INI CUMA CERITA FIKSI CUMA HALUSINASI AKU AJA!

***

Maura memandang lurus ke depan dengan kosong. Akhir-akhir ini Maura merasa ketakutan. Dia takut hidupnya akan berakhir sebelum dirinya berhasil membuat keluarganya bangga.

Maura menarik nafas dalam-dalam sebelum pada akhirnya menghembuskan nafasnya dengan berat. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri saat angin semakin kencang menerpa tubuhnya.

Maura sedang duduk di pinggiran kolam seperti biasanya. Keluarganya sedang bersiap-siap akan pergi ke acara ulang tahun Dara yang di rayakan di sebuah hotel mewah.

Tadi Maura sedari pagi sudah berharap mereka akan mengajaknya tetapi sampai sekarang tidak ada satupun keluarganya yang mau berbicara kepada dirinya.

"Emang aku malu-maluin banget, ya? Sampai mereka gak ada yang mau ngajak aku?"tanya Maura entah kepada siapa.

Maura terkadang benar-benar merasa iri kepada Dara yang bisa mendapatkan segalanya dengan mudah. Dara setiap ulang tahun yang selalu di rayakan dengan meriah oleh orang tuanya. Dara yang dari dulu selalu di sekolahkan di sekolah yang elit. Dara yang dari dulu selalu mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang penuh dari keluarga dan orangtuanya. Dara memang sangat beruntung hidupnya.

Sedangkan Maura, bahkan sekalipun seumur hidupnya Maura belum pernah merasakan yang namanya di rayakan ulang tahunnya oleh orang tua dan keluarganya. Boro-boro di rayakan, mereka saja tidak pernah mengucapkan selamat ulang tahun kepada dirinya, bahkan mereka tidak pernah tau kapan Maura ulang tahun.

Maura lagi-lagi menghela nafas pelan. Selalu sesak rasanya saat mengingat tentang hubungan dirinya dan keluarganya yang tak pernah baik-baik saja. Terkadang juga Maura ingin hidup seperti teman-temanya. Yang bisa bahagia dengan keluarganya.

Tetapi terkadang Maura juga membenci dirinya yang selalu menginginkan dan mengharapkan sesuatu yang sudah jelas itu mustahil untuk terjadi.

Maura sadar, dia itu bego, beban. Memalukan dan biang masalah di keluarganya. Jelas selama ini dia sakit hati dengan ucapan Dion yang selalu bilang begitu kepada Maura. Tetapi memang Maura pada dasarnya selalu pandai menyembunyikan segalanya jadi dia bisa bersikap seakan-akan baik-baik saja saat selalu di kata-katai oleh Dion.

Maura menolehkan kepalanya saat mendengar langkah kaki yang mendekatinya. Gadis itu mengerutkan keningnya bingung saat melihat Dara yang sudah rapi dengan pakaian pestanya menghampiri dirinya.

"Ra, kamu gak mau ngucapin sesuatu ke aku?"tanya Dara berdiri di samping Maura.

Maura ikut berdiri dari duduknya. Gadis itu menatap Dara dengan malas, mulai sekarang Maura harus berhati-hati dan jauh-jauh dari Dara jika tidak ingin di maki-maki mama dan abangnya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Maura langsung pergi dari hadapan Dara.

Dara berlari mengejar Maura seraya menahan lengannya membuat langkah Maura terhenti. Maura membalikan tubuhnya berusaha untuk tetap sabar menghadapi Dara yang selalu mencari masalah dengan dirinya.

"Apa?"tanya Maura malas.

"Kamu kenapa, si? Kan aku cuma mau minta supaya kamu ngucapin sesuatu ke aku. Aku ulang tahun loh hari ini,"ungkap Dara.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang