HP | 02

59.2K 3.6K 86
                                    

"Merindukan seorang Ayah, dan tak bisa melihatnya lagi adalah perasaan terburuk yang pernah ada."

***

Seorang gadis dengan setelan piyama bermotif panda, sedang berdiri di balkon kamarnya sembari menikmati angin-angin malam dari luar. Dari sini Maura bisa melihat jalan raya yang padat, di penuhi dengan kendaraan-kendaraan yang berlalu-lalang.

Kepalanya mendongak menatap langit di malam hari yang terlihat gelap. Hanya ada beberapa cahaya yang di pancarkan dari bintang dan bulan.

Tiba-tiba dia teringat tentang sosok ayahnya yang sudah lama pergi, yang sangat dia rindukan saat ini. Sebenarnya bukan hanya saat ini, tapi setiap saat dia selalu merindukan sosok cinta pertamanya itu. Sedalam ini ya rasa sakit di tinggal seorang ayah. Padahal sudah 6 tahun lebih ayahnya meninggal, tapi sakitnya masih sangat membekas sampai sekarang.

Entahlah, akhir-akhir ini banyak sekali masalah-masalah yang membuat Maura jadi putus asa. Perlakuan tak baik keluarganya kepada dirinya itu yang selalu membuatnya sedih. Dan ketika sedang sedih Maura pasti selalu teringat ayahnya, rasanya dia ingin mengadu. Terkadang Maura hanya ingin menumpahkan semua isi hatinya kepada ayahnya, ingin berteriak bahwa dia rindu kehadiran ayahnya. Ingin menceritakan bagaimana sulitnya perjalanan hidupnya selama ini tanpa sosok-nya.

Gadis itu mengusap air mata yang entah sejak kapan sudah menetes."Sedih banget ya jadi gue. Gimana si caranya buat bisa nyembuhin rasa rindu ini? Gimana bisa gue ketemu sama Ayah. Sedangkan kita aja udah beda dunia."Ini yang sangat menyakitkan, karena merindukan sosok yang sudah diambil Tuhan itu tidak akan pernah ada obatnya.

Kepergian ayahnya jelas saja membuat Maura sangat terpukul. Karena pada dasarnya, sosok seorang ayah dan ibu itu akan sangat di butuhkan dalam kehidupan seorang anak agar tidak kurang perhatian dan kasih sayang.

Namun Maura, dia harus menerima hidup dengan kurangnya kasih sayang dari seorang ayah sejak kecil, dan di tambah lagi tak pernah mendapat perhatian dari ibunya. Hal itu sering membuat Maura sedih dan putus asa, karena tidak ada yang memberikan dia support serta dukungan di saat sedang terpuruk. Apalagi saat dia di hadapkan dengan situasi sulit yang harus membuat dia dewasa sebelum waktunya, itu sangat berat untuk Maura hadapi sendiri.

Sering mengeluh, ingin menyerah, ingin mengakhiri hidupnya, itulah seorang Maura. Tapi, disisi lain Maura sering di tampar dengan kenyataan yang menyadarkan dia bahwa keadaan yang mengharuskan Maura untuk tetap menjadi kuat dan bertahan hidup, meskipun tanpa sosok penyemangat atau pendamping orang tua dan keluarga. Sehingga sampai sekarang dia masih hidup di dunia ini.

Suara isakan yang terdengar sangat memilukan mulai keluar dari bibir bergetar gadis itu. Maura ingin sekali memeluk seseorang untuk mengistirahatkan jiwanya yang terluka. Dia ingin melihat ayahnya, untuk melepaskan rasa rindu yang sudah lama membara dan menyiksa batinnya.

"Ayah, Maura kangen. Pengin peluk Ayah. Mau cerita ke Ayah. Pengin sandaran di bahu Ayah, sebentar aja. Buat Maura istirahat. Maura capek,"keluh Maura semakin terisak.

Di abaikan oleh keluarga itu tidak mudah untuk Maura. Ketika sedang merasa sedih, memiliki banyak masalah, sedang sakit hati dengan perlakuan keluarganya, dia hanya bisa berbicara sendiri untuk mengungkapkan perasaannya. Memangnya dia akan cerita ke siapa lagi? Sedangkan mamanya saja tak pernah peduli dengan keadaannya. Tidak ada yang bisa dia harapkan lagi untuk tempat bercerita, kecuali berbicara kepada dirinya sendiri.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang