HP | 30

32.7K 2.1K 63
                                    

"Tak ada yang lebih menyakitkan dari pada kehilangan seseorang yang sangat berarti di dalam hidup kita."

***

Maura melangkahkan kakinya memasuki area mall yang sedang dia kunjungi. Berhubung ini adalah hari minggu jadi dia memutuskan untuk pergi bersenang-senang, lebih tepatnya untuk melupakan sejenak beban yang selalu dia pendam. Walaupun sebenarnya nanti kalau sudah di rumah dia akan kembali mengingat semuanya.

Maura memilih-milih beberapa pakaian dan tas yang akan dia beli. Hingga pada akhirnya selesai gadis itu langsung membawanya ke kasir.

Setelah selesai Maura pergi meninggalkan area mall dan berkeliling ke tempat yang ingin dia kunjungi. Sampai pada akhirnya memutuskan untuk pulang setelah pukul 19;45.

Sebenarnya tadi Maura ingin memberitahu Abangnya bahwa dia akan pulang malam tetapi ponselnya keburu mati karena lobet. Begitu sampai di garasi rumahnya Maura langsung membuka pintu utama rumahnya.

Maura mengerutkan keningnya bingung saat melihat keluarganya sudah berkumpul di ruang tamu. Jangan lupakan tatapan mereka yang terlihat sangat marah dan tegang. Maura jadi merasa ada yang aneh, hatinya tiba-tiba merasa takut.

Atika menghampiri anak gadisnya yang masih berdiri di depan pintu."Dari mana aja kamu? pergi gak inget waktu ya!"

"Maura cuma jalan ke mall doang ma,"jawab Maura.

Plak!

"JALAN DOANG KAMU BILANG! KAMU GAK MIKIRIN KONDISI ABANG KAMU YANG KOMA DI RUMAH SAKIT HAH?KENAPA HP KAMU DI MATIIN?!"bentak Atika yang sudah tersulut emosi.

Begitu mendengar ucapan Atika Maura langsung merasa bahwa tubuhnya mati kutu. Entah kenapa tiba-tiba dia merasa bahwa dunianya berhenti.

Mata gadis itu berkaca-kaca karena di tampar Mamanya bersatu dengan rasa panik yang mulai menyerangnya."Maksud Mama?"

"Bang Damas kecelakaan,"timpal Dion mendekati Maura dengan suara dinginnya. Jangan lupakan tatapan Dion yang penuh kebencian.

"DAN ITU SEMUA KARENA KAMU!"sembur Atika menatap Maura penuh kebencian.

"Kenapa kamu gak ngabarin kita sampai Bang Damas harus celaka karena nyariin kamu!"ucap Dion penuh amarah.

Dan seketika air mata Maura langsung menetes tanpa di minta. Lagi-lagi masalah di keluarganya harus terjadi karena Maura. Apalagi Damas adalah satu-satunya orang yang sangat berarti bagi Maura.

Atika dan yang lainnya keluar begitu saja meninggalkan Maura. Gadis itu mengangkat kepalanya saat merasa ada yang memegang pundaknya.

"Nanti aku sharelock tempat Bang Damas di rawat,"ungkap Dara seraya berjalan keluar mengikuti keluarganya.

Air mata Maura semakin deras mengalir. Suara isakannya mulai terdengar semakin keras tubuhnya pun luruh ke lantai. Dia benar-benar merasa jadi orang asing, bahkan keluarganya seakan-akan tidak menganggap Maura.

Maura langsung lari ke kamarnya, sesampainya di kamar gadis itu langsung membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap.

[20:43]

Maura yang sudah rapi segera mengecek kembali ponselnya. Melihat lokasi yang Dara kirimkan gadis itu langsung buru-buru meninggalkan rumahnya.

Setelah menemukan taksi Maura langsung menuju ke rumah sakit. Sedari tadi air matanya tak berhenti mengalir, rasanya dadanya terasa sesak hanya untuk bernafas saja susah. Maura benar-benar ketakutan sekarang, dia takut kehilangan lagi.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang