"Kadang lebih baik diam daripada menjelaskan perasaanmu, karena menyakitkan ketika mereka bisa mendengar tapi tak bisa mengerti."
***
Maura menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan teliti. Gaun berwarna putih yang sudah melekat di tubuhnya membuat Maura terlihat lebih cantik, apalagi ada hiasan berupa mutiara di bagian dadanya. Dengan rambut sepinggang yang sengaja di urai di hiasi dengan pita berwarna senada dengan bajunya semakin mempercantik dirinya.
Gadis itu menghela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan keluar dari kamar. Seperti yang kemaren Maura bilang, malam ini ada acara keluarga di rumahnya. Untuk merayakan ulang tahun neneknya.
Dia berjalan dengan anggun mendekati perkumpulan para sepupunya yang sedang berdiri di samping kolam renang yang sudah di hias menjadi indah seperti acara pesta.
"Hai, Ra. Apa kabar?"sapa Michel, gadis dengan gaun selutut berwarna merah itu tersenyum ramah kepada Maura.
"Hai, baik. Lo gimana, Chel?"balas Maura seraya menjabat tangan Michel lalu mulai cipika-cipiki.
"Baik, dong."
"Wahhh, masih punya nyali lo keluar kamar?"sindir Salsa yang baru saja datang.
Maura memutar bola matanya malas."Gausah cari gara-gara di sini."
"Apaan si lo, Sal. Gausah ngajak ribut, ya,"tegur Michel. Pasalnya dia tau jika Salsa selalu saja membuat keributan di setiap ada acara keluarga. Makanya dia tak terlalu suka dengan sepupunya yang satu itu.
"Kalian hati-hati aja. Biang masalahnya tu Maura. Nanti sial lagi kalo deket-deket, pasti dia yang bikin kekacauan di setiap ada acara,"cemooh Salsa menatap Maura penuh ketidaksukaan.
Gadis itu berjalan dengan anggunnya, lalu karena memang tak suka dengan Maura dia sengaja menumpahkan minuman berwarna merah yang ada di genggamannya itu ke gaun putih Maura."Upss, sorry. Gue sengaja,"bisik Salsa dengan seringaiannya.
Michel dan yang lainnya membulatkan matanya tak percaya dengan apa yang Salsa lakukan kepada Maura.
Maura yang di perlakukan seperti itu tak tinggal diam. Dengan kasar Maura ikut menumpahkan minumannya di baju Salsa."Punya dendam apa si lo sama gue? Cari gara-gara mulu."
"MAURA! APA SIH, KENAPA LO NYIRAM GUE!"pekik Salsa membuat semua pasang mata kini tertuju kepada mereka.
Atika dan yang lain pun segera menghampiri perkumpulan para remaja yang sedang berdebat itu. Jelas saja mereka terkejut dengan kondisi Maura dan Salsa yang bajunya sudah sama-sama basah dengan noda merah.
"Ya ampun Salsa, kenapa baju kamu basah?"tanya Dion.
"Bang, Maura sengaja nyiram aku,"adu Salsa seraya mendekati Dion. Memasang wajah paling tersakiti.
Damas yang melihat itu pun mendekati Maura."Ra, kamu gak sengaja mau ngerusak acara ini, kan? Ini hari ulang tahun Nenek, loh."
"Dia dulu yang nyiram aku, Bang. Salsa selalu nyari gara-gara sama aku,"jelas Maura dengan jantung yang sudah berdebar hebat apa lagi melihat tatapan tajam mamanya.
"Maura, kamu apa-apaan, si?!"geram Atika seraya menarik lengan Maura dengan kasar.
"Tante, tadi Sal---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Pain
Teen FictionDari sekian banyaknya rasa sakit, kenapa dari keluarga yang paling mengesankan rasa sakitnya. *** #Highest Rank 3 in Brokenhome [26Sep2021] #Highest Rank 1 in Anaksma [10Okto2021] #Highest Rank 3 in Brokenhome[23Okto2021] #Highest Rank 2 in Brokenho...