"Ada anak yang memilih menyembunyikan jati dirinya di depan keluarga, sebenarnya mereka tak berniat untuk menipu tapi mereka hanya ingin menyelamatkan hati dan hidupnya dari belenggu kepalsuan dan mulut tajam orang dalam."
***
Maura melangkahkan kakinya melewati lorong-lorong sekolah yang terlihat sudah sepi, karena memang bel pulang sudah berbunyi dari setengah jam yang lalu. Sedangkan gadis itu dari tadi hanya berdiam diri di kursinya sampai akhirnya memutuskan untuk pulang setelah sekolahnya sudah sangat sepi.
Maura menghentikan langkah kakinya lalu dengan gerakan cepat langsung membalikkan tubuhnya saat melihat ada Rendra yang sedang berjalan di arah yang berlawanan.
Memang akhir-akhir ini Maura juga memilih untuk menjauhi Rendra, dia tak mau laki-laki itu dekat-dekat dengannya. Karena Maura pikir mungkin Rendra sekarang hanya kasian kepada dirinya karena melihat kejadian di acara pesta Dion.
"Ra, kenapa si lo ngehindar terus?"tanya Rendra setelah berhasil menahan lengan Maura.
Maura menghela nafas pelan sebelum pada akhirnya menatap Rendra."Kenapa? Gue gak ngehindar."
"Yaudah, pulang sama gue kalo gitu."Tanpa mau di bantah Rendra langsung membawa Maura masuk ke dalam mobilnya di parkiran.
Di sepanjang jalan yang mereka lewati, Maura terus bungkam sama sekali tak mengeluarkan suaranya. Entahlah untuk saat ini Maura hanya sedang tak ingin memikirkan perasaanya kepada Rendra, karena masalah keluarganya saja sudah terlalu rumit. Memang seharusnya dia bahagia sekarang, karena orang yang selama bertahun-tahun dia suka sekarang sedang duduk di sampingnya mengemudi mobil. Bahkan akhir-akhir ini bisa di bilang Rendra semakin mendekati Maura.
Gadis itu menghela nafas pelan saat mobil yang Rendra kendarai berhenti tepat di depan gerbang rumahnya.
Saat hendak membuka pintu untuk turun tangannya di tahan oleh laki-laki itu membuat Maura langsung menolehkan kepalanya.
"Jangan di kamar terus, maafin kesalahan mereka Ra. Dengan kamu terus-terusan ngurung diri itu bakal lebih nyakitin diri kamu sendiri,"ucap Rendra.
Maura mengerutkan keningnya bingung."Tau dari siapa?"
Rendra menghela nafas pelan."Bang Damas, dia sedih liat kamu yang sekarang. Bener-bener berubah, bahkan aku bisa ngerasain perubahan kamu."
Maura tak mempedulikan itu, sekarang dia jadi semakin kesal karena Rendra berpihak kepada keluarganya."Makasih udah nganterin,"ungkap Maura lalu buru-buru turun dan masuk ke rumahnya.
Sedangkan Rendra hanya bisa menghela nafas berat, lalu kembali melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan rumah Maura.
[22:15]
Maura yang sudah sangat mengantuk terpaksa harus bangun di tengah malam ketika tiba-tiba tenggorokannya terasa sangat kering.
Dengan malas-malasan dia berjalan sempoyongan keluar kamar ke dapur untuk mengambil air putih.
"Belom tidur, Ra?"
Maura sedikit terkejut saat ada yang bertanya, gadis itu membalikan tubuhnya lalu menghela nafas pelan saat ternyata Damas yang ada di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Pain
Teen FictionDari sekian banyaknya rasa sakit, kenapa dari keluarga yang paling mengesankan rasa sakitnya. *** #Highest Rank 3 in Brokenhome [26Sep2021] #Highest Rank 1 in Anaksma [10Okto2021] #Highest Rank 3 in Brokenhome[23Okto2021] #Highest Rank 2 in Brokenho...