HP | 45

31K 1.8K 30
                                    

"MAURA!"

Bella dengan nafas terengah-engah langsung menahan lengan Maura."Cepet banget si jalannya?"

Maura memutar bola matanya malas."Lo yang lama."

"Kira-kira main apa ya olahraga kali ini?"gumam Bella yang mulai melangkahkan kakinya menuju ke lapangan.

Maura mengedikan bahunya acuh."Gak tau gue!"

Sesampainya di lapangan sudah banyak sekali anak-anak yang berkumpul di tengah lapangan, tetapi tidak ada gurunya.

"Eh Zel, Pak Oki nya mana?"tanya Maura seraya menghampiri gengnya Zelia.

"Ada acara, kita di suruh olahraga bareng sama kelas Marvel,"jawab Zelia.

"Kita di titipin ke Pak Ketos,"timpal Gea. Ya karena Marvel  adalah ketua osis.

"Ada Rendra juga loh, Ra,"goda Zelia seraya menaik-turunkan satu alisnya.

Maura langsung tersenyum dengan pipi yang bersemu merah.

"Dia udah biasa, Zel. Udah sering berduaan juga,"kekeh Bella membuat mereka semua tertawa.

"Mau main apa,ni?"tanya Liora.

"Nanti nunggu mereka pada dateng."

"CEMIWIWWW, CEWEK CUIT CUIT,"heboh Kenzo yang baru saja datang bersama teman-temannya.

Maura dan yang lainnya pun langsung menolehkan kepalanya. Gadis itu berjengit kaget saat tiba-tiba ada yang mengecup kepalanya. Begitu membalikan tubuhnya ternyata Rendra pelakunya.

"Pagi udah sarapan?"tanya Rendra lembut seraya membenarkan rambut Maura yang acak-acakan karena tertiup angin.

Maura menganggukan kepalanya pelan."Udah tadi,"jawab Maura.

Yang lainnya pun sudah sibuk sendiri-sendiri, ada yang pacaran contohnya seperti Zelia dan Marvel yang sibuk duduk bermesraan di kursi pinggir lapangan. Lalu Alden yang sedang mendekati Liora, mungkin mereka berdua sedang bertengkar. Dan Bella, Gea, Kenzo dan Danil sudah asik saling ejek-ejekan. Tadi Marvel bilang mereka di bebaskan asal tetap di area lapangan.

Rendra membawa Maura ke pinggiran lapangan, lalu mempersilahkan untuk gadis itu duduk di kursi panjang yang terletak di sana. Hanya ada mereka berdua yang duduk di sana murid yang lainnya sibuk bermain di tengah lapangan.

Maura hanya diam memandang ke tengah-tengah lapangan memperhatikan anak-anak yang sedang bermain basket, ada yang sedang kejar-kejaran juga. Berbeda dengan Rendra yang sibuk mengamati wajah Maura dari samping, gadis itu sangat cantik. Rendra sangat mengagumi kecantikan Maura.

"Nanti pulang sama siapa?"tanya Rendra.

Maura mengedikan bahunya acuh, hari ini dia libur kerja."Naik taksi,"gumam Maura.

"Mau aku anterin?"

Maura langsung menatap Rendra lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat."Jangan nanti Bang Dion marah,"larang Maura.

Rendra hanya menganggukan kepalanya pelan, dia tau bagaimana sikap Dion oleh karena itu Rendra jarang mengantarkan Maura pulang.

Hidden PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang