"Aku kira duniaku akan tetap baik-baik saja meskipun tanpa sosok seorang Ayah, tapi aku salah. Ternyata duniaku sangat berantakan tanpa sosoknya."
***
Seorang gadis dengan celana jins hitam panjang serta blouse putih yang sudah melekat di tubuhnya sedang memoleskan sedikit lipstik di bibirnya. Setelah selesai merapikan penampilannya yang sederhana Maura langsung berjalan keluar kamar.
Mencari taksi untuk mengantarkan dirinya ke rumah sakit, tujuannya adalah untuk menebus obatnya yang sudah lama habis. Karena dia juga sudah lumayan lama tak mau cuci darah, jadi hanya mengandalkan obat saja. Dan dia sedikit bebas, karena keluarganya sedang tak ada di rumah. Begitu menemukan taksi gadis itu langsung menuju ke rumah sakit.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan yang lumayan padat di malam hari, akhirnya Maura pun sampai di tempat tujuan. Sesudah turun dari taksi Maura segera memasuki area rumah sakit.
Gadis itu kembali keluar rumah sakit saat sudah selesai dengan urusannya, tadi dia tak bertemu dengan Melodi karena katanya wanita itu sedang libur hari ini.
"Hm, males banget mau pulang. Tapi kalo gak pulang mau kemana?"gumam Maura sembari menunggu taksi lewat.
Maura mengerutkan keningnya bingung saat melihat ada motor besar berhenti tepat di hadapannya, dia seperti mengenali motor ini.
"Lo sakit, Ra?"tanya Rendra setelah turun dari atas motornya.
Maura langsung menyembunyikan kantong obat yang ada di tangannya ke belakang tubuhnya."Cuma pusing, ini abis periksa,"jawab Maura sedikit gugup.
Rendra menghela nafas lega."Mau pulang?"
Maura mengangguk pelan."Lagi nunggu taksi, lo abis dari mana?"
"Ngumpul sama teman-teman di markas. Kenapa gak di anterin Tante Atika?"
Boro-boro di anterin, gue sakit aja gak tau. Gumam Maura dalam hati.
"Lagi sibuk,"jawab Maura pada akhirnya.
"Mau gue anterin?"tawar Rendra.
Maura langsung menggelengkan kepalanya cepat."Gak usah, takut nanti Bang Dion tau malah rumit,"larang Maura.
"Gue yang tanggung jawab, ayo naik."Rendra langsung menyalakan mesin motornya.
Maura akhirnya memilih untuk pasrah, toh lagian Dion sedang berada di luar rumah. Setelah Maura naik Rendra segera melajukan motornya mengantarkan gadis itu pulang.
Setelah menempuh perjalanan sedikit jauh akhirnya motor yang Rendra kendarai berhenti tepat di depan gerbang rumah Maura.
Gadis itu segera turun lalu menatap Rendra yang sedang melepaskan helm.
"Makasih,"ungkap Maura yang hanya di balas gumaman oleh Rendra.
"Gue pulang dulu,"pamit laki-laki itu lalu kembali melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Maura.
Sedangkan Maura gadis itu segera masuk ke dalam rumahnya menuju ke kamar, sesampainya di kamar dia segera membersihkan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Pain
Teen FictionDari sekian banyaknya rasa sakit, kenapa dari keluarga yang paling mengesankan rasa sakitnya. *** #Highest Rank 3 in Brokenhome [26Sep2021] #Highest Rank 1 in Anaksma [10Okto2021] #Highest Rank 3 in Brokenhome[23Okto2021] #Highest Rank 2 in Brokenho...