My Brother, Lonely! (1)

400 52 11
                                    

:

Sejak perceraian orangtuanya, Donghae tinggal sendiri sebelum akhirnya ia terpaksa menyetujui permintaan ibunya untuk tinggal bersamanya. Oh. Tentu saja tidak hanya mereka berdua, nyatanya sang ibu sudah menikah lagi dengan seorang pengusaha cukup mapan. Dia juga harus tinggal bersama dengan dua saudaranya dari suami baru sang ibu.
Lalu dimana sang ayah? Ia sama saja. Enam bulan setelah perceraian itu, ia menikahi perempuan yang mencintainya. Begitulah!

Awalnya Donghae tidak ingin ikut salah satu dari mereka. Karena ia tak pernah kesulitan akan hidupnya yang sudah tercukupi. Ya. Ia mewarisi seluruh kekayaan kakeknya, karena dia satu-satunya cucu lekaki dari keluarga Jeong (-marga ibunya-).
Keserahkahan sang ibu membuat hak waris itu sementara tertahan sampai ia berusia dua puluh tahun. Usia yang cukup untuk resmi dinyatakan sebagai pewaris (-walau namanya sudah tertulis secara hukum untuk menerima kekayaan itu-).

"Ini kamarmu, mulai sekarang jaga sikapmu Hae. Ibu tidak akan membantu jika kau membuat masalah.. kau tinggal dengan orang lain sekarang, jadi bersikap baiklah pada ayah barumu dan kedua saudaramu.."

Donghae hanya mengangguk datar. Ia tidak pernah peduli dengan apapun yang dikatakan ibunya. Lebih baik ia masuk kamar, disana kopernya sudah dibawakan oleh seorang maid. Tinggal ia bongkar dan ditata dalam almari saja.

Donghae tahu jika mulai hari ini hidupnya tidak akan bebas lagi. tidak seperti tiga tahun terakhir dimana ia bisa melakukan apapun tanpa mendengar ocehan atau larangan. Jika bukan karena pengacara sialan yang membuatnya harus tinggal bersama sang ibu.
Benar. karena ia masih di bawah usia maka dengan terpaksa ia mengikuti ibunya, demi warisan yang sudah diberikan kakeknya padanya.

Bukan masalah harta, tapi kepercayaan dan perjuangan keras membangun bisnis itu hingga sekarang menjadi tanggung jawabnya nanti. Ia tidak akan membuat kakeknya kecewa.

(1)

Siwon, yang diperkenalkan oleh sang ibu sebagai kakaknya. Seorang dokter muda yang profesional. Meski jarang di rumah mereka tidak pernah bersapa. Sepertinya Siwon tidak menyukai kehadiran Donghae dalam keluarganya. Ia mengijinkan ayahnya menikah lagi tapi bukan berarti ia akan menganggap anak dari isteri baru ayahnya sebagai adiknya juga.

Jiwon. Adik perempuan Siwon yang sebenarnya tidak jauh dari Donghae usianya. Bahkan mereka ternyata teman sekelas. Hanya Donghae lahir lebih dulu, empat bulan darinya. Hingga membuat Donghae terpaksa memperlakukannya sebagai adik.

"Berpura-puralah tidak ada perubahan dalam hubungan kita selain teman sekelas, jangan berharap aku bisa mengakuimu sebagai saudaraku.. apalagi kakakku.."

Donghae hanya mendengus. Ia tidak masalah dengan hal itu. Toh ia sendiri tidak suka dengan hubungan aneh mereka saat ini.

"Aku tidak bisa mengantar kalian pagi ini, biar Paman Jang saja.." Siwon menghampiri keduanya saat mereka sudah lengkap dengan seragam. Tentu bukan rapi untuk Donghae, itu hanya berlaku untuk Jiwon. Ia mempertahankan predikat siswa tercantik dan terpandai di sekolah mereka.

"Tidak masalah, asal tidak menurunkan kami di depan sekolah.. aku tidak mau ada yang melihat dia bersama denganku!" Sinisnya.
Jiwon lalu masuk dalam mobil begitu saja..

Donghae tak banyak bicara, ia enggan juga duduk di samping Jiwon jadi memilih berada di samping sopir pribadi mereka. Awalnya Paman Jang menolak, tapi berhasil diyakinkan olehnya.

-----

Seperti permintaan Jiwon, mobil itu berhenti jauh di jalan sebelum gerbang sekolah. Jiwon turun lebih dulu dan Donghae menyusul lima menit setelahnya.
"Terimakasih Paman Jang.."

"Ya Tuan Muda, nanti Paman tunggu disini lagi.."

Donghae tersenyum "Tidak perlu, jemput saja Jiwon. Aku biasa naik Bus.. lagi pula kami tidak pulang di jam yang sama.."

"Tapi Tuan Muda?"

Brakk!

Donghae menutup pintu mobil itu, tanpa mendengarkan lagi protes dari Paman Jang. Lelaki separuh baya itu hanya menggeleng.
"Mereka sama saja rupanya.."

-----

Hari-hari terburuk Donghae dimulai hari ini..

Ia tak lagi bersemangat untuk belajar. Beberapa kali Jiwon melirik ke arahnya dengan tatapan mengancam. Padahal dia tidak melakukan apapun. Mungkin gadis itu terlalu takut ataukah malu memiliki kakak sepertinya. Yang jelas, Jiwon sangat tidak suka dengan keberadaan Donghae. Padahal selama ini mereka baik-baik saja. Namun hubungan keluarga itu malah membuatnya menjauh dan menghindar.

Beruntungnya ia masih memakai nama -Lee- walau secara hak waris ia adalah cucu keluarga -Jeong- dan sekarang ia menjadi bagian dari keluarga -Choi-
Donghae tak mau ambil pusing. Tidak masalah bahkan ketika ia tak menyandang nama keluarga sekalipun.

Mengabaikan tatapan Jiwon yang sinis itu, ia memilih meletakkan kepalanya di atas meja. Memejamkan mata dan tidur saja.


⍣⍣⍣


Mungkin, kali ini akan berbeda dari yang sebelumnya..
Ada banyak hal yang tak layak untuk disebut sebagai cara hidup yang baik.
Tapi, percayalah!
Ini hanya fanfiction!

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang