My Brother, Bodyguard! 7

372 54 7
                                    

*

Sudah disiapkan seperti biasa sarapan untuknya, tentu saja Leeteuk yang melakukan itu. Tapi kemudian Donghae seakan terdiam menatapnya. Enggan segera menyantap dan melahap.
“Kau mau menu yang lain?”

Tersadar ia kemudian dengan suara itu. Ia mencoba tersenyum sambil menggeleng “tidak perlu hyeong, ini cukup.. aku akan memakannya sekarang..” walau nampak pelan tapi ia tetap menghabiskan sarapannya.

“Kau tidak sakit lagi kan? Kenapa kau lambat sekali pagi ini?” rupanya Eunsoo juga memperhatikan “akhir-akhir ini kau aneh Hae. Jika ada sesuatu katakan saja.. kalau kau butuh Noona akan mendengarkannya..”

“Halmonie juga bisa..”

Sementara Park Hongjo tidak menanggapi. Ia tahu persis apa yang ada di pikiran Donghae.

“Tidak, aku baik-baik saja. Tenang saja noona.. apa kau suka ku jahili setiap hari. Noona kan paling hobi mengadu..”

“Ya…”

“aahh.. aku tidak mengerti kenapa noonaku baik sekali pagi ini? eoh tidak.. sejak beberapa hari ini dia baik.. aku curiga dia sedang jatuh cinta..” godanya.

“Park Donghae!!”

“Kau tidak ingin menikah noona?”

“YAK!”

Brak! Donghae berdiri seketika meninggalkan sarapannya sembari berteriak “HYEONG! AYO BERANGKAT.. AKU TIDAK MAU DI PUKUL NOONA!”

“Hey! Bocah..!” bahkan Eunsoo masih sempat memanggilnya.

*
*

Agak ragu saat ia turun di tempat biasa dan sudah mendapati Siwon di sana.
“Hyeong, ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu..”

“Mwo?”

Tidak langsung menjawab. Donghae malah membuka jendela mobilnya. Kepalanya melongok dan memberitahu Siwon “Siwon hyeooooong~ mian, ada hal yang harus aku lakukan hari ini. aku tidak masuk kelas dulu. Kau bisa pergi sendiri kan?”

“Ya.. apa maksudmu?” Siwon mendekat, berdiri tepat di depan Donghae.

“Hanya hari ini, tolong ijinkan aku ya..”

“Sia-sia aku menunggumu di sini. Kenapa tidak mengatakan sejak tadi?”

“Mian, aku baru memikirkannya.. bye, aku pergi dulu..”

“Yaa~”

Bukan tidak sopan. Tapi Donghae tahu Siwon akan mengejarnya dengan pertanyaan. Jadi ia segera menutup kembali jendela mobilnya dan meminta Leeteuk segera mengemudi pergi dari sana.

*
*

Keduanya duduk di beralas rumput di pinggir sungai Han. Leeteuk masih tidak paham mengapa Donghae justru mengajaknya ke tempat ini sementara ia meninggalkan kelas paginya.

“Apa ada masalah? Kau ingin aku menemanimu menenangkan diri?”

Donghae mengangguk pelan “Euhm, memang ada masalah. Tapi aku tidak mengajakmu untuk menenangkan diri.. melainkan menyelesaikannya bersama..”

“Maksudnya?”

“Jangan lakukan itu lagi hyeong, jangan memperlakukanku seolah aku Tuan Muda yang harus kau jaga.. kau bukan pengawalku lagi. aku melepasmu..”

“Hae… bicara yang jelas..”

“Tidak seharusnya kau melakukan itu semua bahkan setelah kau tahu kebenaranya.. bukan aku yang berhak, melainkan kau.. hyeong..”
Leeteuk masih mencoba mengerti ucapan panjang itu. Donghae menatapnya dengan wajah sendu namun ada senyum tipis disana. Entah apa maknanya..
“Bukankah kau Park Jungsoo? Sementara aku menyandang nama Park hanya karena mereka membawaku, bahkan aku tidak tahu siapa keluargaku..”

Degh.
Leeteuk tentu terkejut dengan pernyataan Donghae
“Kau.. mengapa berkata begitu?”

“Tidak perlu berbohong lagi.. aku sudah tahu semuanya.. dan jangan mengasihaniku, justru aku yang kasihan padamu hyeong.. kau selalu menderita bukan? Berpura-pura tidak ada hubungan dengan keluarga Park dan harus menjadi pengawal pribadi Tuan Muda yang malah tidak ada kaitannya dengan keluarga Park. Kau merendahkan dirimu sendiri dan bersembunyi dibalik identitas itu.. aku tidak tahu apa yang kau pikirkan waktu itu. tetapi melihatmu sering keruangan Appa dan berakhir dengan sikapmu yang aneh, aku bisa meraba.. kau pasti sangat marah dan kecewa!”

“Apa dia yang menceritakan semuanya? Tuan Park itu?”

Donghae tertawa kecil namun mengandung kepedihan “aku penasaran dengan foto yang dia simpan dengan rapi, rupanya itu foto keluarga kecilnya.. aku juga melihatnya, kau menyimpan foto itu di kamarmu..”

“Aku tidak pernah memajang foto keluarga kami..”

“Memang  bukan, hanya kau dan eommamu.. tapi itu cukup menjelaskan. Jadi.. aku memaksa Appa mengatakan semuanya. Dia mengakui.. dan dia sangat menyayangimu..”

“Hae-ya..” Leeteuk tahu seberapa terlukanya Donghae saat ini. bahkan ia menjadi sadar akan perubahan sikap Donghae beberapa hari terakhir.

“Aku merasa buruk di depanmu hanya karena tidak tahu apapun. Aku merebut kebahagiaanmu hyeong.. bahkan ketika kau menangis di depan makam eomma-mu… aku mendengarnya.. betapa kau pasti terluka selama ini..” Donghae mengusap air matanya tiba-tiba, tidak tahu mengapa ia harus menangis “Aaarrggh! Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang.. hiks.. pikiranku kacau hyeong..”

“Donghae-ya..”

“Mianhae..” lirihnya sedih “antara pikiran dan hatiku sedang tidak bisa bekerja sama saat ini..”

“Hae-ya.. nado mianhae. Aku tahu kau pasti sangat terkejut dan sedih saat ini. tapi jangan memikirkan yang macam-macam. Aku tidak pernah menyalahkanmu.. keberadaanmu tidak pernah salah.. mereka yang membawamu, bukan karena kau merebutnya dariku..”

“Aku ingin berpikir seperti itu.. tapi tidak bisa.. aku terus merasa bersalah..”

Leeteuk menatap tajam Donghae “Tidak Hae. Ini bukan salahmu..!” lalu mengusap kepala Donghae dengan lembut “jika kau tidak ingin aku menjadi pengawalmu, mulai sekarang kau adalah adikku..”

Hahs.. Donghae mengambil napas panjang, mengabaikan semua sentuhan Leeteuk “entahlah hyeong.. aku belum bisa memikirkan apapun saat ini.. bagaimana bisa kau dan Appa dengan mudah mengatakan hal yang sama. Sementara aku tidak tahu harus bagaimana menempatkan diri..”

“Hae-ya, kita hadapi bersama ini seperti yang kau katakan tadi..”
Namun tak ada suara jawaban dari Donghae. Ia enggan untuk mengiyakan atau menolaknya.

Ia malah berdiri dan beranjak dari sana “aku ingin sendiri, akan kuhubungi nanti.. kau bisa menjemputku..”

Hampir Leeteuk mencegahnya, hanya kemudian ia memutuskan membiarkan Donghae pergi. Ia akan memberikan waktu untuknya untuk menenangkan diri..






*
Brother-bodyguard.tbc
*

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang