My Brother, Lonely! (3)

223 46 3
                                    

Mungkin, kali ini akan berbeda dari yang sebelumnya..
Ada banyak hal tak layak untuk disebut sebagai cara hidup yang baik.
Tapi, percayalah!
Ini hanya fanfiction!



(3)


Kyuhyun berbisik pada Donghae..
"Hae-ya, aku akan mengejar Jiwon kali ini.. aku tidak mau menyesal tanpa menyatakan perasaanku.."
Teman Donghae itu, sama pintarnya seperti Jiwon. Mereka bahkan terlihat cocok jika berjalan bersama. Siapa yang tidak akan mendukung hubungan itu.

Tapi...

"Terserah kau saja, aku tidak mau ikut campur urusan perasaanmu.."

Kyuhyun mengerutkan dahi "Wae? Kau seperti tidak rela dengan perasaanku?"

Donghae menggeleng "Bukan masalah aku tidak rela. Aku hanya tidak mau terlibat urusan percintaan seseorang walau itu temanku sendiri. dan kau.. berusahalah sendiri.. sangat salah jika kau meminta bantuanku!"

"Kenapa?" Kyuhyun menggeret bangkunya sampi hampir merapat pada Donghae.

"Tidak ada alasan.. ini urusan hidupmu, bukan milikku. Jadi sewajarnya kau lakukan sendiri.."

"Tapi manusia butuh bantuan orang lain.."

Senyum dingin melengkung dibibir Donghae "kurasa tidak semuanya begitu. Bukankah kau pintar? Harusnya kau mengerti akan hal itu.." ujarnya, membuat Kyuhyun diam berpikir "aku pergi dulu!"
Sraaakkk..! ia mendorong kursinya mundur sebelum melangkah dari tempatnya. Membiarkan temannya menatap penuh tanya.

-----

Jika anak lain suka ke bagian atap sekolah saat ingin menyendiri. Donghae memilih gudang di belakang gedung yang tak terpakai. Jika tidak ada murid lain yang sedang berkelahi di sana, ia tak akan merasa terusik.

Karena sudah cukup bosan ia mendengarkan ocehan dokter di ruang kesehatan saat ia menumpang tidur. Hampir setiap hari..

Bukan tidur yang ia butuhkan, tapi ketenangan.
Bahkan kini ia mulai berani menghisap benda putih berasap itu, entah sejak kapan. Ia belum terbiasa, sesekali ia masih terbatuk juga hampir muntah. Tapi... ia paksa!

"Sialan!" mulai mengumpat lagi "kenapa begini rasanya? Katanya bisa membuat tenang.. malah membuatku ingin mati saja!"

Menjalani hidup yang keras dan berat tentu tidak mudah baginya. Walau ia sudah terlatih sejak kecil dimulai dari perceraian orangtuanya. Tidak ada yang sempurna yang bisa ia pandang. Donghae mulai mencari ketenangan hidupnya sendiri sekalipun jalan yang ditempuhnya adalah salah.

"Aku bisa menggunakan uang warisan kakek sebanyak yang aku mau.." tuturnya lagi "akan sangat menyenangkan dengan uang itu setidaknya masih ada kesenangan dalam hidupku" otaknya mulai memikirkan hal-hal duniawi yang bahkan selama ini ia hindari.

Hah! Tubuhnya bersandar pada tembok. Bibirnya masih mengeluarkan asap walau tadi ia sudah mengumpat. Ia merasa percuma semua usaha yang dilakukan. Belajar mati-matian tidak akan membuat ibunya mengeluarkan pujian dengan gratis. Malah bisa benar-benar mati dirinya karena lelah berpikir.

Percuma juga mengukir prestasi. Ia sudah membuang semua hobi yang biasa dilakukannya. Berhenti dari klub sepak bola. Tidak lagi memegang alat lukis. Bahkan enggan mempelajari masalah bisnis. Padahal ia bisa melakukan semua itu.

"aisshhhh!! Sekolah ini tidak berguna sama sekali.."
Bukan mengumpat pada sekolahnya, tapi pada dirinya sendiri yang sudah malas tinggal di kelas dan menerima pelajaran.

-----

Menjelang jam pelajaran dimulai lagi. Ia membuang rokok keduanya sembarang. Lalu mengibaskan seragam supaya tidak terlalu tercium bau. Baru kemudian berencana kembali ke kelas.

Namun matanya menangkap pemandangan cukup jelas. Dimana Kyuhyun dan Jiwon duduk berdua di kursi taman. Sepertinya teman sekelasnya itu berhasil mendekati saudara baru-nya.

Hanya senyum sinis yang ia pasang. Tidak dipungkiri bahwa, ada rasa cemas menjalar di hatinya.

"Semoga saja Jiwon tidak mempermainkan perasaanmu, Kyu"

-----

Ternyata, bertahan di kelas itu membosankan. Donghae sudah melakukan sejak tadi. Banyak aktivitas yang sudah ia coba untuk menghilangkan rasa itu. Mulai dari mencoret bukunya asal. Mengambil snack di laci meja teman perempuan yang duduk disebelahnya, tentu dengan judul -mencuri-nya. Lalu memakan sampai habis. Sampai ia tidur dan bermimpi.

Beruntung guru di depan tidak memarahinya. Atau sudah lelah dengannya jadi diabaikan saja?

Kyuhyun menyadari ada yang aneh dari sikap Donghae. Dulu ia sangat manis dan ramah. Tapi kini menjadi dingin dan tidak peka. Ah, mungkin yang tepat itu pura-pura tuli dan tidak peduli.

-ada apa denganmu?- ia mengirim tulisan tangannya dalam bulatan kertas untuk dilemparnya ke meja Donghae. Tapi ia hanya membuka dan membacanya saja tanpa memberikan balasan. Sementara Kyuhyun menjadi kesal karena menunggu.

Kyuhyun hampir menggebrak meja. Kedua tangannya mengepal menahan emosi. Lalu berubah menjadi pikiran -awas saja kau Hae-

Donghae menyadari itu. bukannya gentar ia malah tertawa samar yang bahkan tidak bisa dilihat oleh siapapun.

-----



⍣⍣⍣

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang