My Brother, Bodyguard! 10

489 53 7
                                    

*

Donghae seakan di sidang. Ia duduk menghadapi ayah, nenek dan kedua kakaknya. Kepalanya menunduk.. padahal perutnya sudah mulai lapar tapi mereka tidak membiarkannya makan lebih dulu.

“tadinya aku memang berencana pergi jika kau menemukan mereka, tapi… bahkan sejak bayi saja aku sudah dibuang. Mereka tidak menginginkanku..”

Park Hongjo menhela napas. Ia tidak menyangka jika puteranya sampai sejauh itu. Awalnya ia pikir tidak masalah, tapi.. kini ia merasa bersalah.
“Maafkan Appa, Hae. Kau tertekan karena Appa.. maaf.. sudah membuatmu sangat terluka.. jika sejak awal Appa tidak menyembunyikan masalah ini.. mungkin akan semuanya akan berbeda..”

“Tidak, ini memang salahku. Aku saja yang terlalu penasaran.. maaf sudah membuat cemas..”

“apa semua yang kami berikan padamu kurang menyakinkan? Apa kau ingin bukti lagi jika kami sangat menyayangimu?” kali ini Eunsoo ikut bicara, walau ia terkesan cuek dan tidak peduli tapi dialah yang pertama kali melihat Donghae. dialah yang pertama kali menyayanginya dan menginginkannya sebagai adik.
“kau mungkin tidak tahu bagaimana pertama kali aku melihatmu? Matamu hangat.. bahkan suara tangismu waktu itu membuatku tidak ingin berpisah. Aku ingin langsung membawamu saat itu juga, tapi harus menahan diri beberapa hari sampai proses adopsi selesai..”

Eunsoo mendekat, duduk di samping Donghae mengusap kepalanya lembut “aku yang menggendongmu pertama kali.. begitu menggenggam tangan kecilmu.. aku tidak bisa melepaskannya lagi.. Noona sangat menyayangimu Hae..” penjelasan itu disertai isak tangis pilu “jangan pergi, walau kemarin Siwon jelas mengatakan kau hanya butuh waktu sendiri.. tapi aku tidak bisa berhenti mencemaskanmu.. aku takut kau tiba-tiba pergi tanpa mengatakan apapun.. hiks.. mianhae..”

“Noona….”

“Sudah! Hentikan semua tindakan konyol mu itu Hae. Tidak ada yang bisa mengubah.. kau adalah putera bungsuku, kau bagian dari keluarga ini. kau hanya Park Donghae.. bukan yang lain..”

Hiks..
“Arra….” Akhirnya ia mengangguk.. ia pun tak sanggup jika harus pergi “mianhae.. jeongmal mianhae, mulai sekarang aku akan bersikap dewasa..”

“euhm..”
Dan hari itu diakhiri dengan kelegaan.

“Tapi…” wajahnya diangkat dan sungguh memelas di sana “Bisakah kita makan Appa? Aku sangat lapar… tadi siang aku belum makan..” pintanya sambil menekan perutnya yang memang sudah hampir terasa sakit.

“Astaga!!” sang nenek memekik.. suasana berubah lucu “kau ini..”

“Halmonie, kau  mau memukulku? Hiks.. Hyeong… lihat, halmonie tidak menyayangiku.. kenapa aku tidak boleh makan?”

“Yak, anak nakal. Siapa yang tidak memperbolehkanmu makan?”

“Tapi Halmonie berteriak tadi…”

“Aku tidak berteriak..”

“Iya…” sungutnya menyulut amarah saja. Sungguh, dia pandai menggoda orang dan membuat suanasa keruh lagi “ya sudah.. hyeong cepat buatkan aku makan, lidahku tidak bisa memakan masakan lain.. kemarin di tempat Siwon aku hanya makan sedikit..” adunya.

Hah!
Mereka tak habis pikir. Dia belum berubah.. eoh, tidak pernah berubah tepatnya. Lihat saja sikapnya yang menyebalkan itu. sampai-sampai seorang nenek saja diajaknya adu mulut?
Kurang ajar.. haha!!

*
*

*
*

Ketiga namja itu berada di ruang kerja Park Hongjo.
“Kita mulai semuanya dari awal..” pernyataan itu membuka percakapan serius mereka “Jungsoo-ya, kau harus mulai bekerja di kantor.. bagaimanapun juga kau yang akan meneruskan perusahaan kita.. selama ini kau sudah banyak belajar bukan? Appa rasa kau tidak akan kesulitan..”

“Bagaimana dengannya?” Jungsoo melirik Donghae.

“Ada apa denganku? Tentu saja aku akan fokus ke belajar.. nanti juga aku akan membantumu di sana. Tapi biarkan aku menikmati kebebasanku dulu.. kau jangan sampai mengganggu hyeong..”

“Yakin bisa sendiri? tidak butuh bodyguard lagi?”

Donghae menghela napas “akan sulit memang jika tidak kau temani, tapi kau tidak bisa terus menerus bersamaku hyeong. Kau tenang saja, aku akan tetap meminta bantuanmu jika aku perlu sesuatu..”

“Jangan cemaskan Donghae, Jungsoo-ya.. sekarang saatnya kita percaya padanya..”

“Er… Appa, kecuali… soal masakan ya… aku belum terbiasa dengan itu..”

Jungsoo tertawa. Diusapnya kasar kepala Donghae hingga rambutnya berantakan “Untukmu apapun itu Hae..”

“Hah. Akhirnya aku bisa bebas dari pengawasan…!!” ia merentangkan kedua tangannya, mengambil napas panjang yang lega..

“Ya. Siapa bilang? Mata-mata Appa dimana-mana..”

“Astaga! Ayolah.. kalian mengatakan aku harus mandiri.. harus dewasa, lalu apa ini? berhenti melakukan hal tidak masuk akal Appa!” Protesnya.

“Setidaknya ada seorang teman yang selalu bersamamu..”

“Maldo andwae! Aku tidak mau menjadikan Siwon sebagai pengawalku..!!”

“Appa hanya akan menitipkanmu padanya, setidaknya hanya dia yang bisa diandalkan..”

“Appa!! aissh.. hyeong bantu aku jangan diam saja..” suaranya meninggi “ini sangat menjengkelkan.. jebal, jangan buat aku marah pada kalian…”

Hahahaha!!
Tidak disangka, ia benar-benar menolak semuanya..

*
*

*
*

*
*

Sejak tadi langkahnya terus menggerutu. Bahkan daun-daun dipinggir jalan menjadi korban. Tanpa salah mereka diserak dengan ujung sepatunya..
Sementara namja yang mengamatinya dari belakang menahan tawa..

“Sudah ku katakan, jangan mengikutiku..”

“Wae? Kita berada di kelas yang sama.. belajar materi yang sama, kenapa tidak boleh mengikutimu?”

Donghae menghentikan langkah. Memutar tubuhnya menatap Siwon dengan sedikit mendongak karena tingginya.
“baiklah… kau memang temanku juga sudah menganggapku sebagai dongsaeng. Tapi.. ku mohon jangan terlalu mengikatku, jangan over protektiv.. bersikaplah layaknya seorang teman bukan bodyguard pengganti Leeteuk yang sudah menjadi Jungsoo itu.. aku tidak bisa membayarmu!”

Haha!
Siwon tertawa kali ini..
“euhm, aku mengerti…”

Donghae kembali memutar tubuhnya, berjalan lagi meninggalkan Siwon tetap di sana..
“Ah, duniaku tidak pernah berubah ternyata..!” keluhnya.




..
-FIN-
..



Selesai sampai disini..
Jangan mikir klo ini akan ada konflik berat lagi.

Tidak...

Cukup begini saja..

Kasihan kalau harus ada yg dipikir lagi..

-bye-

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang