My Brother have a Dream (1)

1.6K 131 12
                                    

Lagi iseng bikin ff ini ditengah kemelut tugas dan panggilan jiwa untuk sang Pencipta..

:

SKETCH! (1)

][

Baru saja goresan itu kutarik sebagai garis yang menentukan hidupku, tapi tiba-tiba ada yang menghapusnya paksa dan menggambarkan jalan lain yang memerangkapku untuk hidup di ketentuan mereka.
Aku bukan tersangka!
Aku ingin bebas!

.
.
.
.

.
.

BRAK!

SRAGH!

Ia terkejut saat beberapa orang mengacak kamarnya. Menghancurkan semua benda yang berharga baginya disana. Kertas berserakan. cat air berjatuhan. Sampai pada tempelan-tempelan di dinding.

"YAK apa yang kalian lakukan eoh?"

"Mian Donghae ssi, kami harus menyingkirkan semua ini" ujar seorang dari mereka.

"Wae? Ini kamarku. Kalian tidak bisa masuk seenaknya!" namja itu, Donghae, masih berusaha menghentikan mereka.

"Tuan Lee yang memerintah kami. Jika kau tidak berhenti dengan kegiatan itu ia yang akan menghentikannya"

Donghae marah, tidak ada seorang pun yang boleh menghentikannya. Dengan penuh tenaga Donghae memberontak, mengusir mereka semua dan mempertahankan barang berharganya.

"ANDWAEEE!!! PERGI DARI KAMARKU!"

Tapi ia kalah. Dua orang dari mereka memegang tubuhnya. dan dengan matanya sendiri akhirnya ia melihat bagaimana kertas penuh goresan bahkan ada yang sudah menjadi lukisan itu dirampas, dirusak, dirobek lalu akhirnya mereka akan membakarnya di belakang rumah.

Brugh!
Donghae merosot. Ia menangis.

"AARRGHH, kenapa Appa kejam?? Kenapa ia lakukan ini padaku? ARRGHH!!" akhirnya ia berlari. Tujuannya mencari namja yang disebutnya sebagai Appa.

.
.

.
.

Begitu ia sampai dilantai bawah, di ruang tengah yang luas. Sang Appa sedang memanjakan putra bungsunya, Jaehyun.
Ya. Namja tua memang menyayangi anak kandungnya. Sementara Donghae sadar jika ia hanya anak adopsi. Tapi ia tidak bisa selamanya menurut padanya dan melepaskan impiannya.

"Appa, kenapa Appa menyuruh mereka membakar semua barangku? Appa tahu kan itu mimpiku?? Aku hampir saja bisa mengikuti pameran?"

"sudah berapa kali juga ku katakan padamu Hae. Kau turuti semua perintahku. Kau harus membantu hyungmu mengurus perusahaan kita. Kenapa kau tidak berterima kasih? Aku sudah membesarkanmu, memungutmu dari kemiskinan. Harusnya kau ingat itu!" dinginnya sambil mengusap pelan Jaehyun yang berbaring di pangkuannya.

Donghae menahan diri. Disisih lain ia iri dengan dongsaengnya. Jaehyun bahkan belum melepas seragam sekolahnya. Ia bisa mendapat semua fasilitas yang dibutuhkan. Ia memiliki seluruh kasih sayang Appanya.

"jika Appa hanya ingin memanfaatkanku, lebih baik kau biarkan saja aku mati dulu. Kenapa kau harus peduli padaku? Kenapa tidak appa biarkan aku mati saja saat kebakaran itu terjadi!!" isaknya.

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang