MY BROTHER, Jealousies! 7

738 99 15
                                    

*

*

*

“mian, lain kali aku memastikan tidak ada orang yang melihatnya jadi aku bisa benar-benar mati..” ungkap Donghae sambil menatap langit-langit kamar rawatnya, lalu ia menutup kedua matanya, menutup juga kedua telinganya dengan headphone, memutar musik keras-keras karena ia tak mau mendengar jawaban apapun dari kyuhyun.

Kyuhyun?
Ya. Ia terpaksa menemani Donghae karena sang eomma harus menemui dokter. Donghae tetap di rawat. Dengan pertimbangan, penanganan yang cepat jika kondisinya kembali memburuk.

Kyuhyun terhenyak. Ia menatap wajah Donghae yang terpejam itu seksama. Wajah yang tidak pernah ia perhatikan. Ternyata jika terus dilihat, Donghae begitu mirip dengan dirinya. Bibirnya.. pipi tirusnya..
Ia tidak ingat bagaimana Donghae waktu kecil walau mereka tinggal bersama. Ia tidak ingat juga kapan terakhir kalinya Donghae merengek manja padanya. Ia bahkan lupa suara tawa dongsaengnya sendiri..

Yang ia dengar terakhir kali justru isakan tangisnya..

Apa ia terlalu egois selama ini? Kyuhyun mencoba mencari apa kesalahan Donghae padanya sampai ia membencinya? Kecuali kehadirannya yang tidak ia sukai.
Apa hanya karena itu? bahkan Donghae sudah mengatakan jika ia tak punya kuasa untuk memilih dilahirkan dimana.
Kyuhyun menunduk..
Otaknya jelas tahu, ia tahu bahwa kehadiran Donghae bukan atas keinginannya.. tapi memang sudah takdir dari Tuhan.

“Kyu…” sentuhan tangan di pundaknya membuat Kyuhyun kembali sadar dari alamnya.

“eoh.. eomma… kau sudah selesai bertemu dokter??”

Jinhye mengangguk.. “kondisinya masih harus diawasi.. mianhae, jika eomma harus membagi waktu dengan dongsaengmu.. ku harap kau mengerti Kyu. Bukan berarti eomma tidak menyayangimu.. bagi eomma kalian berdua adalah hidup eomma. eomma tidak bisa kehilangan kalian berdua.. karena eomma sendiri yang mengandung kalian.. eomma menjaga kalian disini..” Jinhye mengusap perutnya “eomma menjaga kalian dengan segenap hati, supaya saat kalian lahir.. kalian bisa menjadi anak eomma yang hebat..”

Kyuhyun kembali terhenyak. Ia tahu jika mereka pernah berada dalam rahim dari eomma yang sama..

Jinhye menatap Donghae, mengusap pelan keningnya sambil memberikan kecupan disana..
“dongsaengmu jarang sekali menerima kecupan dari eomma. bahkan eomma hampir lupa.. karena sudah lama sekali tidak melakukannya…”

“eomma…”

“Kyu… eomma boleh tahu satu hal? Kenapa Donghae bisa tenggelam waktu itu? kita semua tahu kan jika pandai berenang..??”

Kyuhyun diam.. ia menunduk..
“dia sengaja melakukannya eomma dan melarangku menyelamatkannya..” satu kalimat yang membuat Jinhye terkejut.

“mworago??”

“aku sudah menjawabnya eomma, jangan bertanya lagi…”

“ah.. arraseo…” akhirnya Jinhye mengalah.

:
:

:
:

:
:

Sore itu akhirnya ia diperbolehkan pulang oleh dokter. Tapi keluarga Cho tetap meminta perawat khusus untuk beberapa waktu ke depan. Donghae tak peduli. Sepertinya ia sudah mulai lelah dengan perlakuan yang mengekangnya itu.

“istirahatlah, eomma akan membuatkanmu bubur..” ujar Jinhye sembari menyelimuti Donghae setelah memastikan anaknya berbaring.

“euhm..” angguknya kecil.

Sementara Jinhyuk berdiri di sampingnya. Sudah tugasnya untuk memastikan Donghae aman.. namun suasana diantara mereka berubah saat pertanyaan Donghae muncul..
“kenapa kau menyelamatkanku hyung? Aku tidak memintamu untuk itu..”

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang