My Brother, Go Away! -6

394 67 14
                                    

::6::

*

Donghae menggeret dua kopernya masuk ke mobil jemputan dimana eomma-nya sudah ada di sana. Ia hanya pamit dengan appanya. Sementara Eunhyuk masih tidur.. itu karena ini hari sabtu.
Dengan perasaan sedih yang di tahan, Donghae hanya diam ketika mobil itu melaju membawanya menjauh. Embun pagi hari tidak membuatnya tertarik. Padahal biasanya ia masih bergelung selimut dan dua jam lagi waktunya bertengkar dengan Eunhyuk.

*

Kaki Eunhyuk menendang ranjang di atasnya.
“YAK! BANGUN HAE!” teriaknya dengan mata terpejam “Sana! Memasak cepat. Aku laparrr…” adunya.
Tapi tidak ada jawaban atau gerakan.
Setelah beberapa detik. Eunhyuk sadar jika sudah tidak ada orang di ranjang atas. Ia menoleh, juga tidak mendapati dua koper besar yang semalam ia lihat.
Artinya, Donghae sudah pergi?

Eunhyuk bangun menghampiri appanya. Di meja makan hanya ada dua piring kosong. Untuknya dan untuk appa.

“Eoh, kau sudah bangun? Makanlah.. appa harus pergi hari ini..”

“apa Donghae sudah…”

“ya.. eomma kalian sudah menjemputnya..”

“dia benar-benar pergi?”

“iya..” jawab appa tak ada semangat “ah.. appa sudah meletakkan uang harian-mu di meja, kau bisa memakainya. Jatah Donghae bisa untukmu juga.. kau bisa menabung lagi..”

Eunhyuk berbinar.
“gumawo appa…” senangnya. Ia menang sekarang “aku bisa menikmati hari ini dengan bebas..”

Eunhyuk sangat..sangat senang. Hari libur itu ia tak mendengar teriakan Donghae. Ia bisa menonton TV sepuasnya. Ia bisa tidur tanpa ada yang mengganggu. Ia bisa menyimpan uang tanpa ada yang mengambil lagi.

*
*
*

Setelah hari kembali senin, kabar Donghae sudah pindah menjadi topik. Beberapa anak heran, baru menjadi murid saja sudah pindah sekolah? Bahkan Kwanghee dan Minhyuk mengejar Eunhyuk menanyakan kebenarannya.

“Dia sudah pergi jadi jangan cari lagi..” jengkelnya menjawab pertanyaan mereka.
Mendengar itu keduanya lesu dan kembali ke kelas.

“Hah.. kalian sudah menjadi teman baik sepertinya. Maaf ya aku harus memisahkan kalian.. itu karena Donghae menyebalkan.. dia mengacaukan hidupku. Sebentar lagi semuanya akan selesai..”

Ya. Benar. Itu karena pesan yang dikirimkan eomma-nya tadi pagi. Mereka akan pergi ke luar negeri dan tinggal di sana dalam waktu yang lama. Eunhyuk bahkan menolak mengatarkan mereka di Bandara. Enggan bertemu dengan dongsaengnya.

“kalau mau pergi ya pergi saja..”

*
*
*

*
*
*

Namun, setelah dua minggu ia sendiri. Eunhyuk mulai merasakan ada yang aneh…

Ia kesepian…

Jika appa pergi bekerja, ia sendiri…

Bahkan ia selalu bingung saat lapar…

Tidak ada yang memasak…

Tidak ada yang mengusik hidupnya..

Rumah berantakan karena ia malas bersih-bersih…

Dan di saat itulah ia mulai berhalusinasi ada Donghae di dekatnya.

*
*
*

Tapi bangaimanapun juga Eunhyuk tetap bahagia. Ia menikmati harinya-harinya dan bahkan mulai melupakan jika ia punya seorang saudara.

“Ah! Menyenangkan walau belum terbiasa.. tapi dengan begini aku bebas melakukan apapun. Tidak ada yang merusak hidup santaiku..” ujarnya “lagi pula Donghae akan lebih bahagia dengan eomma, dia tidak perlu mengambil uang ku lagi kan? Dia bisa membeli apapun.. ah.. lihat saja bahkan ia belum menghubungiku sama sekali, artinya dia sudah senang dengan hidupnya..

Ya. Eunhyuk tahu jika calon suami eomma-nya orang yang kaya. Pastinya sudah menjamin hidup Donghae dengan baik. Jika mereka memutuskan ke luar negeri pun, bisa dikatakan Donghae lebih beruntung darinya.

“hahh.. iya ya.. mengapa bukan aku saja yang ikut eomma? Aku kan bisa hidup enak? Tapi tidak.. aku tidak suka kalau harus menuruti semua perkataan eomma. Lagi pula appa lebih membebaskanku daripada eomma. Donghae lebih cocok dengan situasi itu.. dia sangat penurut.. dia tidak akan membuat masalah..”

*
*

My Brother Series ❇️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang